Intisari-Online.com - Kejutan dalam dunia astronomi datang pada bulan Januari lalu. Astronom berhasil mendeteksi sinyal radio misterius dari luar angkasa.
Sinyal radio dari luar angkasa, disebut Fast Radio Burst (FBR), pertama kali terdeteksi pada tahun 2007.
Sejak saat itu, astronom dari berbagai penjuru dunia terus memburunya. Meskipun begitu, hingga saat ini, baru 9 sinyal yang berhasil terdeteksi, termasuk sinyal yang ditangkap baru-baru ini.
Asal-usul sinyal itu belum pasti. Dugaan terkuat, sinyal berasal dari sesuatu yang sangat terang dan berumur pendek, seperti dari badai bintang berenergi tinggi disebut magnetar ataupun dari kolapsnya bintang netron membentuk lubang hitam.
Yang sudah jelas, sinyal itu pasti berasal dari wilayah yang sangat jauh dari Bumi. Itu didasarkan pada hasil studi keantariksaan selama bertahun-tahun.
Menurut studi, ruang angkasa tidak benar-benar kosong tetapi terdiri atas partikel-partikel. Gelombang radio yang datang ke Bumi membawa informasi tentang jumlah partikel yang berinteraksi dengannya.
Ilmuwan mengatakan, sinyal radio dari luar angkasa berinteraksi dengan 10 kali lipat partikel lebih banyak dari yang diduga. Selain itu, sinyal juga pasti melewati zona antar-bintang. Maka dipastikan, sinyal pasti berasal dari wilayah yang sangat jauh.
Mengetahui asal-usul sinyal radio penting. Dengan cara itu, ilmuwan bisa mengukur "berat" semesta di wilayah tertentu. Ini tak pernah berhasil dilakukan sebelumnya.
Petroff mengutarakan, mengingat sinyal yang hanya berumur seperseribu detik, respon cepat diperlukan. Itu hanya bisa dilakukan dengan kolaborasi. Cuma lewat kerjasama maka lebih banyak sinyal bisa terdeteksi dan teridentifikasi.
Penemuan Petroff kali ini selain bisa mendeteksi sinyal secara real time juga berhasil menangkap sinyal dengan karakteristik berbeda dengan sebelumnya. Sinyal terpolarisasi secara sirkular, bukan linear.
"Ini sesuatu yang orang lain tak pernah mendeteksi sebelumnya," ungkapnya. (kompas.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR