Intisari-Online.com -Teka-teki kenapa air laut di Maluku Tengah berwarna merah kini mulai mendapatkan jawabannya. Peneliti alga dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta menyebut, jika tidak karena pencemaran kimiawi, warna merah itu bisa jadi disebabkan oleh fenomena red tide karena meledaknya populasi alga mereh.
Beberapa hari ini warga dibuat gempar oleh air di perairan Pulai Ai, Kepulauan Banda, Maluku Tengah, yang tiba-tiba berwarna merah. Fenomena itu membuat para nelayan lokal geger dan takut untuk melaut. Mereka percaya bahwa itu adalah sebuah pertanda sesuatu akan terjadi.
Terkait perubahan warna yang membuat gempar itu, penliti alga dari Yogyakarta, Boy Rahardjo Sidharta, buru-buru memberi konfirmasi. “Kalau bukan pencemaran kimiawi berupa zat warna, pasti itu fenomena red tide.”
Red tide adalah perubahan air laut menjadi merah karena disebabkan oleh ledakan populasi alga merah, jenis alga yang sel-selnya kaya pigmen phycoerythrin. Jika jumlahnya sedikit air tidak sampai berwarna merah. “Tapi jika terjadi blooming yang dalam 1 ml bisa berisi ribuan-jutaan sel, maka sangat jelas terlihat dengan mata telanjang,” ujar Boy.
Apa yang menyebabkan ledakan alga merah? Menurut Boy, itu bisa disebabkan oleh melimpahnya nutrien di laut atau biasa disebut eutrofikasi. Bisa juga karena pemanasan global.
Suhu air laut yang meningkat akibat pemanasan global memicu peningkatan metabolisme sel alga. Akibatnya, kecepatan pembelahan atau reproduksi alga juga meningkat. Jika sudah membelah cepat, maka alga itu akan mendominasi dan menyebakan perairan berubah warna.
Boy juga memperingatkan, ledakan populasi alga, dalam beberapa kondisi, memang bisa memicu “bencana”, baik untuk perikanan atau nelayan. Alga dalam jumlah besar akan membuat stok oksigen di perairan berkurang. Dampaknya, banyak ikan akan mati.
Untuk diketahui, blooming bisa terjadi pada alga jenis apa pun. Kadang, alga yang mengalami blooming adalah jenis yang beracun dan tidak mengakibatkan perubahan warna menjadi merah. Bila yang terjadi adalah blooming alga beracun (HAB), hal itu harus segera diatasi. Racun dari alga bisa meracuni biota laut lain, bahkan membunuh manusia.
Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan menebar serbuk kimia untuk menekan pertumbuhannya. Tapi, ara itu dianggap tak ramah dan hanya memindahkan masalah ke dasar laut. Soal kasus di Maluku Tengah, Boy mengatakan, “Perlu dilihat apakah ada sel-sel mikro-alga dalam air laut tersebut untuk memastikan penyebab 'berubah'-nya air laut menjadi merah.” (Kompas.com)