Intisari-Online.com -“Dia Migaloo!”
Itulah kalimat yang keluar dari mulut seorang ilmuwan terkemuka, Greg Kaufman. Ia yakin 100% bahwa paus putih yang baru saja dilihatnya di pantai Australia pada 10 Agustus 2015 lalu adalah Migaloo, paus bungkuk albino paling terkenal di dunia.
Kaufman adalah direktur eksekutif dan kepala ilmuwan di Pasific Whale Foundation. Ia telah mempelajari Migaloo selama puluhan tahun, mengonfirmasi kepada Mashable Australia bahwa paus itu terlihat di Gold Coast, Australia, awal pekan ini.
Tapi tidak semua sepakat dengan klaim Kaufman. Ada beberapa ilmuwan yang meragukan klaim sepihak itu—mereka baru akan percaya jika ada tes DNA.
Terlepas dari setuju dan tidak setuju itu, Kaufman begitu yakin dengan klaimnya itu, terlebih setelah melihat beberapa foto yang memperlihatkan paus legendaris itu. “Itu adalah pertunjukan yang sempurna, ia bisa dikenali dari tubuh dan sirip yang ada di punggungnya.”
Kaufman yang telah mengikuti Migaloo sejak penampakan pertamanya tahun 1991 lalu sangat tahu itu. Pascakemunculan Migaloo tahun itu, Kaufman adalah bagian dari tim yang pergi ke tetua Aborigin yang ada di Teluk Hervey untuk meminta bantuan memberi nama paus itu.
Para tetua itu kemudian menamainya “Migaloo”, yang dalam bahas suku mereka berarti “kawan putih”. Kaufman mengatakan penamaan tersebut adalah suatu kehormatan terhadap makhluk ikonik tersebut.
“Dalam tradisi Aborigin, hewan putih itu dikirm ke sini (Australia) untuk mengingatkan kita ikhwal keunikan kehidupan, juga kesucian hidup,” Kaufman menjelaskan. “Mereka percaya bahwa hewan dan individu yang berwarna unik harus dihormati dan tidak didiskriminasikan. Budaya Aborigin memperlakukan hewan-hewan tersebut laiknya dewa, sebagai lambang spiritual.” Migaloo, pertama kali muncul tahun 1991/Mashable
Selain ekor serta warna putih yang ikonik, yang menjadi khas dari paus ini adalah adanya serupa lelehan air mata yang begitu menonjol. Tak hanya itu, “Ada benjolan di bawah siripnya. Benjolan juga terdapat di sebelah kiri kepalanya,” tegas Kaufman.
Direktur Sea World, Trevor Long, dan peneliti dari White Whale Research Centre, Oskar Petersen, menjadi beberapa peniliti yang tidak yakin dengan kalim Kaufman. Long melihat, paus yang baru saja muncul itu terlalu kecil untuk disebut sebagai Migaloo. Pun begitu dengan Peterson. Kepada Mashable Australia keduanya menyebut paus itu sebagai Migaloo Junior.
Tapi Kuafman, yang merasa memiliki hubungan paling dekat dan intim denga paus putih, menyebut bahwa Migaloo sebenarnya tidak sebesar yang dibayangkan banyak orang. “Fakta menunjukkan, ketika berenang, ia lebih seperti paus maraton.”
Kaufman juga berpikir bahwa Migaloo telah muncul di Selat Cook, Selandia Baru, beberapa minggu sebelumnya. Seperti halnya yang muncul di Australia, paus bungkuk yang muncul di Selandia Baru, oleh beberapa pakar, disebut juga dengan Migaloo Junior.
Migaloo kini diperkirakan berusia antara 32-36 tahun dengan panjang 13 hingga 14 meter—dan ini lebih kecil dibanding paus bungkuk pada umumnya. “Orang memiliki mitos tentang Migaloo, mereka berpikir bahwa Migaloo lebih besar dari ukuran aslinya—yakni lebih besar daripada paus terbesr, dan itu salah kaprah,” terang Kaufman.
Migaloo menjadi unik karena ia dianggap sebagai satu-satunya paus bungkuk albino di dunia. Ia muncul di awal 1990-an. Sementara Migaloo Junior, yang oleh beberapa pakar disebut juga dengan Chalky, pertama kali muncul pada 2001, dan hingga kini belum dikonfirmasi apakah ia bagian dari Migaloo yang legendaris itu. (Mashable)