Intisari-Online.com – Sikap negatif hanya ditunjukkan oleh karyawan yang “sakit”. Ia memandang segala sesuatu dengan pesimistis. Hati-hati, sikap ini bisa menular.
Negativitas bukan berkaitan dengan hasil kerja seseorang, melainkan dengan dirinya sendiri yang selalu negative thinking. Orang itu, melihat apa pun dengan curiga, dari sisi negatif.
Sifat-sifat personal yang melekat pada diri seseorang menjadikan rekan-rekan kerjanya mencapnya sebagai orang yang berprasangka buruk. Yang dikhawatirkan, di kantor mana pun, emosi seseorang bisa menular ke yang lain. Sulit dibayangkan, jika seluruh karyawan di bagian pemasaran suatu perusahaan bersikap negatif, misalnya. Padahal, bagian ini merupakan ujung tombak penjualan produk. Pastilah hanya dalam waktu singkat perusahaan akan menelan akibatnya.
Kenali penyebab negativistik, agar tidak menular kepada karyawan lain. Berikut ini beberapa penyebab yang dimaksud.
- Memang karakter dasar si karyawan sudah negative thinking.
- Pengaruh lingkungan melalui interaksi dengan orang lain.
- Masa lalunya penuh kegagalan.
- Dari sisi usia merasa diri paling senior, sementara banyak karyawan yang lebih muda menduduki jabatan lebih tinggi.
- Merasa perusahaan kurang menghargai jasa dan peranannya.
- Pimpinan selalu menyalahkan dirinya untuk hal yang ia anggap sepele.
- Ide-idenya selalu dipatahkan pimpinan, sehingga merasa dianaktirikan.
- Ada masalah pribadi, mungkin di rumah, yang dilampiaskan di kantor.
Bagaimana kiat menghadapi negativitas? Inilah tips yang diberikan oleh Ronny Hanggoro, Psi., M.Si, bila di kantor Anda ada seorang negativistik.
Hubungan horisontal:
- Jika ia tak punya wewenang apa-apa, usahakan rekan-rekan kerja lain jangan bersinggungan dengannya, agar tidak terpengaruh.
- Jika ia berkarakter negatif, rekan lain harus tetap positif.
- Coba setiap hari pengaruhi dia dengan pikiran-pikiran positif. Diharapkan, sedikit banyak ia akan berubah.
Hubungan vertikal:
- Bila sudah mengganggu karyawan lain, pimpinan harus turun tangan, sebab seluruh karyawan adalah tanggung jawabnya.
- Jika hanya mengganggu kinerja si karyawan bersangkutan saja, pimpinan harus memberikan pengarahan (coaching).
- Kalau masalahnya sudah berat, harus dilakukan konseling melalui jasa profesional (konselor, psikolog atau psikiater).
Memang tidak mudah. Seorang negatif tak mudah percaya pada orang lain. Tapi pimpinan tidak boleh menyerah. Pimpinan harus memancarkan aura positif. Ia tak akan pesimis, dan terus mencari mempositifkan karyawan negatif itu.
Jika kita menganggap seseorang bisa berubah dan berkembang ke arah positif, ajaklah dia dalam dialog tak berjarak, dari hati ke hati. Gunakan prinsip win-win solution. (Intisari)