Menapaki Puncak Karier Setelah Kehadiran Buah Hati

Birgitta Ajeng

Penulis

Menapaki Puncak Karier Setelah Kehadiran Buah Hati
Menapaki Puncak Karier Setelah Kehadiran Buah Hati

Intisari-Online.com - Ternyata, masih banyak wanita yang menganggap karier dan keluarga tidak bisa berjalan bersama. Sekitar 81 persen wanita yang disurvei mengatakan kehadiran anak bisa mengganggu karier mereka.Survei yang dilakukan terhadap 10.000 orang berusia 28-40 tahun ini juga menemukan bahwa dua pertiga responden mengatakan sukses dalam karier dan keluarga adalah hal yang tidak masuk akal.Kebanyakan wanita juga setuju dengan kepercayaan bahwa memiliki waktu kerja fleksibel atau jam kerja sedikit menunjukkan mereka kurang bisa berkomitmen dengan pekerjaan.Temuan ini cukup menarik karena itu berarti para karyawati menganggap kesuksesan dalam karier berarti waktu kerja yang panjang.Meski begitu, 89 persen responden masih percaya bahwa menjadi ibu bekerja bisa menyeimbangkan kehidupan mereka dan itu akan membuat mereka menjadi panutan yang baik bagi anak-anak.Penelitian ini dilakukan oleh Helena Morrissey, chief executive dari Newton Invesment Management, yang juga seorang ibu dari 9 anak."Cukup mengejutkan bahwa mayoritas wanita percaya bahwa posisi senior berarti tingkat stres dan jam kerja lebih panjang. Kita seharusnya bisa mendefinisi ulang arti sukses. Itu diukur dari hasilnya, bukan berapa jam yang dipakai," kata Morrissey.Kecemasan lain para wanita karier adalah mereka merasa tidak bisa bersaing dengan rekan kerja jika mereka terpaksa berhenti kerja sementara demi mengurus anak yang masih kecil.Sebagaian lain juga mengatakan kebanyakan semangat kerja para wanita untuk mengejar karier akan menurun setelah mereka memiliki anak. (Lusia Kus Anna / kompas.com)