Rambu-Rambu Cuti Bagi Karyawan Wanita

Mohamad Takdir

Editor

Rambu-Rambu Cuti Bagi Karyawan Wanita
Rambu-Rambu Cuti Bagi Karyawan Wanita

Intisari-Online.com - Bawahan kerap izin tak masuk kerja karena anak sakit, nyeri haid, ambil rapor, dan tak enak badan. Sebagai atasab tentu kesal karena bawahan kerap izin dengan berbagai alasan kewanitaan. Masalah ini mungkin sudah menjadi permasalahan yang jamak beberapa perusahaan dengan mayoritas karyawan wanita. Berikut rambu-rambu izin cuti dengan alasan para wanita alias sejauh mana ijin itu bisa diberikan dan ditolak.- Alasan kewanitaan dan keluarga untuk ijin cuti memang merupakan hak karyawati. Diungkapkan Neneng Goenadi, Country Managing Director Accenture Indonesia, ijin seperti sakit menstruasi, sakit karena kehamilan maupun anak sakit sebenarnya masih boleh ditolerir. “Kalau urgent dan yang lain (karyawan lain) bisa handle tak masalah. Namun ijin harus realistis dan tak beruntutan tanpa alasan yang penting,” ujarnya.

(Baca juga: Ingat Bekerja Terlalu Keras Tidak Baik Untuk Karir)- Tak ada indikasi memanfaatkan juga sebaiknya Anda jadikan alat pertimbangan memberi ijin cuti pada bawahan Anda. Kendati sebagai wanita yang memiliki banyak peran, bekerja sebaiknya tetap menjadi prioritas selama terikat perjanjian kontrak kerja dengan perusahaan. Dan, lihatlah dengan jernih apakah jangka waktu cuti yang diajukan masih cukup relevan dengan tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab bawahan Anda.“Yang penting pekerjaan itu selesai, dan jangan lupakan jika wanita juga perlu semangat untuk bekerja lebih baik. Jangan di-abuse dan tetaplah jaga untuk saling pengertian dan tanggung jawab,” ujarnya.- Jangan beri izin ketika bawahan Anda jelas-jelas terlihat berbohong . Jika bawahan kerap izin setiap Jumat dan Senin dan sudah berulang kali terjadi seolah memiliki pola tertentu, cobalah minta agar lebih terbuka. Lakukan pendekatan dari hati ke hati agar bawahan Anda tak takut untuk jujur dan bicara terbuka. Tawarkan untuk mencari solusi bersama masalah tersebut tanpa mengurangi produktivitas. (tabloidnova)