Ingin Jadi Trader Apa Investor?

Agus Surono

Editor

Ingin Jadi Trader Apa Investor?
Ingin Jadi Trader Apa Investor?

Intisari-Online.com - Saham masih dipandang sebagai wahana investasi yang penuh dengan risiko. Namun, dengan memahami seluk beluk berinvestasi di saham Anda bisa menjadikan saham sebagai sarana membangun kekayaan di masa depan.Cerita soal Warren Buffet sering dijadikan contoh betapa saham bisa mengangkat derajat seseorang ke tingkat yang tinggi dalam hal materi. Ia berinvestasi di saham sejak usia 11 tahun. Saat itu ia membeli tiga saham Cities Service seharga AS$ 38 per sahamnya. Tak seberapa lama harganya jatuh ke harga AS$ 27. Meski ketakutan namun Buffet menahan sahamnya hingga naik kembali ke angka AS$ 40. Ia menjualnya dan menyesal di kemudian hari sebab saham Cities Service melonjak ke AS$ 200!Kesabaran memang kunci dalam berinvestasi saham. Akan tetapi, sebelum memutuskan berinvestasi di pasar saham, Anda harus menentukan apakah jadi trader atau investor. Trader bisa diringkas sebagai jual beli saham dalam jangka pendek. Pola ini bisa menghasilkan keuntungan berlipat. Namun hukum no pain no gain harap diingat sehingga selain berpotensi menghasilkan keuntungan berlipat juga kerugian yang berlipat pula.Sedangkan investor biasanya berpola jangka panjang. Risiko minimal meski keuntungan tak sebesar yang trader.Untuk mengetahui tipe apa, Anda harus jujur terhadap tingkat risiko yang bisa Anda toleransi. Trader biasanya memiliki toleransi yang tinggi terhadap risiko. Ingat pula, dibandingkan dengan deposito, saham punya risiko lebih tinggi. Investasi seharusnya memberikan Anda ketenangan, bukan kepanikan. Jadi, jika Anda tidak bisa tidur nyenyak gara-gara nilai aset Anda jatuh lebih dari 15% dalam satu tahun, pertimbangkan untuk investasi di bidang saham.Sekali lagi, high risk high return. (Kontan)