Mengapa Tak Bermain Saham?

Agus Surono

Editor

Mengapa Tak Bermain Saham?
Mengapa Tak Bermain Saham?

Intisari-Online.com - Saham adalah hak kepemilikan suatu perusahaan yang sudah diperjualbelikan di pasar modal. Dengan membeli saham Anda berarti sudah memiliki sebuah perusahaan. Hanya saja porsinya tergantung seberapa banyak saham yang Anda beli. Namun tidak semua perusahaan bisa Anda miliki dengan membeli saham tersebut. Soalnya, untuk bisa menjual saham sebuah perusahaan harus sudah go public atau tercatat di pasar modal. Tanda sebuah perusahaan yang go public adalah embel-embel Tbk di belakang nama perusahaan itu. Misalnya PT United Tractor Tbk.Pasar modal sebenarnya sama dengan pasar konvensional. Hanya saja yang diperdagangkan berbeda. Jika pasar konvensional memperdagangkan barang seperti buah-buahan, sandang, pangan, dan peralatan elektronik, di pasar modal yang diperjualbelikan adalah prospek sebuah perusahaan yang diwakili oleh selembar surat (saham). Semakin baik kondisi perusahaan di masa mendatang, semakin baik prospeknya dan harga saham semakin meningkat. Begitu sebaliknya.Nah, dari prospek itulah perdagangan saham bisa berjalan. Prospek itu secara riil disebut keuntungan (capital gain). Bagaimana memperoleh keuntungan? Sama seperti perdagangan konvensional: beli dengan harga rendah, lalu menjualnya dengan harga tinggi. Hanya saja, pada pasar modal antara penjual dan pembeli tak harus bertatap muka. Kemudian harga jual dan harga beli sudah ditetapkan oleh lembaga yang berkompeten. Misalnya pada tanggal 1 Maret 2012 harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) adalah Rp 7.500,- per saham. Satu bulan kemudian harganya melonjak menjadi Rp 7.800,-. Saat itu Anda sebagai pemilik saham menjualnya, dan memperoleh keuntungan Rp 300,- per saham.Selain capital gain, pemegang saham juga bisa mendapatkan dividen. Ini adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan lewat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Misalnya saja PT TLKM di atas, karena meraih laba yang signifikan, maka pada awal tahun 2012 membagikan dividen dari keuntungan pada tahun 2011 sebesar Rp 200,- per saham.Tentu saja tak selamanya keuntungan yang diperoleh. Sama seperti di pasar konvensional yang mengenal untung dan rugi. Kerugian diperoleh (disebut dengan capital loss) ketika harga saham yang kita beli justru turun nilainya. Di situlah menariknya dunia saham ini. Turun naik dengan besaran yang bervariasi. Juga begitu waktunya yang bisa berubah cepat.Untuk bermain di pasar modal Anda harus mempersiapkan beberapa hal.

  1. Modal. Besarnya tergantung kemampuan Anda. Sebaiknya bukan dari uang belanja sehari-hari. Jadi kalau rugi tidak sampai menggangu asap dapur keluarga.
  2. Perlu disadari adanya kerugian. Dalam sehari bisa saja Anda untung 30%. Namun di hari yang sama bisa saja rugi 50%.
  3. Pengetahuan tentang pasa modal. Setiap saham memiliki tren pergerakan sendiri. Harganya dipengaruhi oleh berita positif maupun rumor yang tidak jelas asalnya.
  4. Siapkan mental. Secara psikologis, begitu main saham Anda harus kuat dan stabil.
Untuk pemula bisa bermain di saham retail. Dengan modal Rp 10 juta Anda sudah bisa main saham. Jika terasa berat bisa patungan dengan teman. Dari dana sebesar itu, 80% diinvestasikan ke saham BUMN yang kuat. Sisanya untuk transaksi harian. Tujuannya untuk melatih intuisi dan mental Anda.Sudah siap? (idebisnis)