Intisari-Online.com -Bagaimana menyikapi Rupiah yang saat ini terus melemah? Rasanya tidak ada salahnya belajar dari pengalaman krisis ekonomi yang terjadi pada 1997-1998 seperti yang dituturkan dalam artikel di MajalahIntisariedisi November 1998 yang berjudul"Belanja Taktis di Masa Krisis" berikut ini.--Saat rupiah melemah, rakyat juga yang menderita. Harga barang melonjak-lonjak, tapi pendapatannya tetap. Akibatnya, penghasilan tidak lagi cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Bagaimana menyiasatinya?Banyak orang membelanjakan uang tanpa menimbang hal lain apa yang didapat dengan uang itu. Banyak konsumen cepat memutuskan ingin sesuatu dan langsung membeli, meski berhutang.Ekonom menyebutnya opportunity cost. Misalnya, kita punya tiket gratis untuk menonton sirkus, tapi di saat bersamaan kita bisa menonton pertandingan sepakbola di TV.Jika memilih menonton sirkus, kita akan kehilangan kesempatan nonton sepakbola plus biaya transportasi ke sirkus. Pilihan lain, bila menonton TV di rumah, maka terbuang kesempatan nonton sirkus.Konsep mempertimbangkan opportunity cost bisa juga diterapkan dalam manajemen keuangan pribadi. Dengan menyusun anggaran belanja, faktor opportunity cost ini mau tak mau kita perhitungkan.Kalau ingin menyekolahkan anak ke perguruan tinggi, menyelesaikan kredit rumah, atau membeli mobil baru, hitunglah berapa banyak uang harus disisihkan, berapa lama tabungan terkumpul, kenikmatan apa yang bakal harus dikurangi.Cara paling sederhana adalah membuat dua lajur, lajur pertama: penghasilan dan simpanan, dan lajur kedua: pengeluaran. Kurangkan lajur kedua dengan lajur pertama. Bandingkan hasilnya dengan aset semula.Apakah tetap, bertambah, atau malah berkurang? Bila aset tetap, bahkan cenderung menyusut, amati tiap pos pengeluaran; bila mungkin lakukan pemangkasan pos yang tak perlu.