Intisari-Online.com -Bagaimana menyikapi Rupiah yang saat ini terus melemah? Rasanya tidak ada salahnya belajar dari pengalaman krisis ekonomi yang terjadi pada 1997-1998 seperti yang dituturkan dalam artikel di MajalahIntisariedisi November 1998 yang berjudul"Belanja Taktis di Masa Krisis" berikut ini.--
Salah satu cara berhemat untuk menghadapi rupiah yang melemah adalah dengan memanfaatkan musim obral. Obral sering diadakan menjelang akhir perayaan hari raya.Jadi, belilah barang yang awet yang bisa disimpan untuk perayaan berikutnya. Misalnya pohon Natal, kartu ucapan, kopiah, sarung, dan sebagainya.Menyangkut makanan, cara berhemat adalah dengan mengurangi kebiasaan makan di restoran. Benarkah lebih nyaman, hemat waktu, bahkan lebih murah?Alasan menghemat waktu paling mudah ditolak. Mari dihitung, berapa lama waktu diperlukan untuk menuju tempat makan dan menunggu makanan disajikan. Murah?Bandingkan, jika untuk berempat perlu biaya Rp 50.000,- sekali makan di restoran, sedangkan makan di rumah paling Rp 10.000,-. Selisih Rp 40.000,- besar bukan?Ini bukan menafikan kegiatan makan di luar. Tips ini hanya mengingatkan untuk berpikir rasional di masa krisis, mana yang perlu dan tidak perlu.Mengurangi belanja makan siang bagi yang bekerja di luar rumah juga mampu mengurangi pengeluaran. Sebagai gantinya, bawalah makan siang dari rumah. Jumlah yang dihemat tergantung letak tempat kerja dan jenis makanan yang dijual di sekitarnya.Agar tak membosankan, makan siang cukup bervariasi. Selain itu, juga tidak merepotkan untuk dibuat dan disiapkan. Tak cuma hemat, makanan dari rumah relatif lebih bersih dan gizinya terjamin. Tidak tertutup kemungkinan untuk makan siang bersama teman sekantor dengan masing-masing membawa menu rumah.