Intisari-Online.com -Keragu-raguan pantas mengemuka. Maklum, di Indonesia banyak banyak orang yang tidak atau enggan merencanakan masa pensiunnya dengan bermacam-macam alasan.Selain faktor usia (seperti disebutkan di muka). juga banyaknya cicilan (rumah, mobil, dan Iain-lain) serta biaya anak sekolah yang menjadi beban kini, menyebabkan urusan pensiun dinomorsekiankan.Apalagi jika tempat bekerja sudah menyediakan program dana pensiun (Jamsostek, misalnya), sehingga seseorang merasa tidak perlu lagi memikirkan masa tuanya. Alasan lain, dana yang dikumpulkan untuk pensiun tidak bisa diambil sewaktu-waktu dan saat menikmati manfaatnya juga harus melalui anuitas, sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara instan.Apakah alasan-alasan tadi cukup memadai untuk menghindarkan Anda dari keharusan memikirkan persiapan pensiun? Mestinya tidak. Namun, untuk menjawabnya mari kita kupas beberapa langkah berkenaan dengan persiapan masa pensiun, mulai dari pentingnya merencanakan masa pensiun hingga langkah-langkah dalam perencanaan pensiun. Keraguan tadi pasti akan terjawab kelak.Dalam merencanakan kebutuhan dana pensiun, hal penting yang harus disepakati sejak awal adalah bagaimana meningkatkan harapan hidup seseorang dari waktu ke waktu. Peningkatan ini disebabkan semakin baiknya fasilitas kesehatan dan pemahaman akan pola hidup sehat dari setiap individu. Estimasi harapan hidup masyarakat Indonesia memang bertambah panjang dari waktu ke waktu.Jika tahun 1980 harapan hidup laki-laki sekitar 50 - 90 tahun dan wanita 54 - 90 tahun, maka pada tahun 2000, usia harapan hidup laki-laki meningkat menjadi 65 - 92 dan wanita menjadi 69 - 90 tahun. Dari data itu terlihat, selama 20 tahun terjadi peningkatan usia harapan hidup masyarakat Indonesia sebesar lebih dari 15 tahun.Kenyataan itu menyadarkan kita bahwa asumsi bagi mereka yang pensiun saat ini berbeda dengan Anda yang akan pensiun 20 tahun lagi. Perbedaan itu disebabkan rata-rata usia harapan hidup akan meningkat 15 tahun dari kondisi saat ini.Jika usia pensiun normal tetap dipertahankan pada usia 55 tahun, maka orangIndonesiaakan membutuhkan dana lebih banyak untuk menikmati masa pensiun selama 25 tahun.Situasi itu harus diperkirakan lebih baik, karena ketika batas usia pensiun mendekat, tidak ada satu metode pun yang mampu memberikan jaminan tersedianya dana selama 25 tahun masa pensiun.(Bersambung)--Tulisan ini dimuat di Majalah Intisari EdisiFamily Financial Planningtahun 2005, ditulis oleh Harris P. Marpaung dan Joannes Widjajanto, perencana keuangan, di Jakarta. Judul asli tulisan ini adalah "Menyongsong Pensiun yang Sejahtera".