Intisari-Online.com- Menjadi seorang pengusaha memang punya keuntungan tersendiri. Salah satunya, ketika Anda memiliki kesempatan yang besar dalam mengeksplorasi bisnis semaksimal mungkin tanpa terkendala hierarki jabatan dan jenjang karier. Namun, jangan lupa, di balik segala keuntungan tersebut, ada banyak tantangan yang harus dihadapi para pengusaha. Salah satunya adalah, pengaturan keuangan.Seringkali para pengusaha lupa diri ketika omzet mereka mulai menanjak. Akibatnya, mereka jadi kelabakan dalam mengelola keuangan. Tak hanya itu, mereka juga kerap mencampurkan keuangan bisnis dan pribadi.(Baca juga: Mengelola Uang Sejak Dini)
Lalu,bagaimana cara mengatur keuangan yang tepat bagi para pebisnis agar kantong pribadi aman dan usaha lancar? Berikut ini 4 strategi yang bisa Anda tiru.
1. Memisahkan rekeningMemisahkan rekening pribadi dengan rekening bisnis wajib dilakukan oleh pengusaha level apa pun. Selain terlihat lebih profesional, dengan rekening yang berbeda, Anda bisa mudah melacak arus keluar masuk dana di bisnis Anda.
Beberapa produk rekening bisnis di perbankan sudah dilengkapi fitur pendukung pengorganisasian keuangan pebisnis. Semua transaksi perbankan secara otomatis tercatat dengan rapi. Anda dapat melacak arus keluar masuk dana berikut sumber dan tujuan masing-masing, hingga beberapa periode ke belakang.Tertib administrasi juga akan memudahkan Anda memantau kondisi kesehatan keuangan bisnis. Di sini, Anda bisa tahu arus kas yang sebenarnya, daya tahun likuiditas, nilai aset, tingkat penjualan, hingga laba atau kerugian usaha secara tepat.
Dengan begitu, Anda bisa lebih sigap menentukan langkah pengembangan bisnis karena memiliki bahan untuk menimbang kondisi keuangan perusahaan. Anda juga bisa lebih cepat mengantisipasi manakala di tengah jalan usaha menemui kesulitan keuangan.
2. Susun direktoriPada dasarnya, pengaturan keuangan bisnis tidak berbeda dengan keuangan pribadi. Anda tetap harus menyiapkan dana darurat, biaya operasional, proteksi, juga pos investasi, dalam perencanaan keuangan bisnis.
Yang sedikit berbeda adalah jenis pos-pos kebutuhan. Dalam keuangan bisnis, mungkin ada pos biaya pembayaran pemasok, biaya penjualan, pendapatan usaha, pos gaji karyawan. Juga, kewajiban usaha berupa cicilan bank, dan sebagainya.
Adapun penyediaan dana darurat kegiatan bisnis bisa Anda sisihkan dari pendapatan usaha per bulan. Idealnya dana ini sebesar dua kali sampai tiga kali lipat biaya operasional bisnis. Besar dana cadangan bisa berbeda-beda tergantung pada sektor usaha.
Lain lagi soal investasi usaha. Dalam penataan keuangan pribadi, tujuan investasi adalah mencapai tujuan tertentu, seperti mengumpulkan dana pendidikan atau dana pensiun. Pada keuangan bisnis pos investasi diarahkan untuk mendukung pengembangan bisnis.(Baca juga: 6 Kesalahkaprahan Seputar Uang)
3. Bikin proyeksi
Keuangan bisnis tak cuma membutuhkan tertib administrasi. Supaya pengelolaan keuangan juga tepat, para perencana keuangan menyarankan agar Anda juga membuat proyeksi anggaran bulanan dan tahunan. Hal ini dapat membantu Anda mengukur kemampuan kas usaha dalam mendanai biaya operasional dalam jangka pendek dan menengah.
Dengan memiliki proyeksi anggaran bulanan, Anda bisa terbantu berdisiplin memakai dana di kas usaha. Tanpa batasan anggaran, hal itu sulit diwujudkan. Selain itu, sebagai pengusaha Anda lebih siap mengantisipasi kondisi keuangan bisnis tanpa khawatir imbasnya bagi keuangan pribadi.(Baca juga: Kelola Uang dengan 8 Jurus Sederhana Ini)
Oleh sebab itu, dari setiap keuntungan yang Anda peroleh, Anda bisa membagi ke dalam pos-pos lagi. (Mona Tobing,Kontan)