Intisari-Online.com - Performa mata uang Rupiah yang termasuk dalam "fragile five" secara berangsur-angsur mulai menguat. Para analis pun memasukkan mata uang ke lima negara tersebut kedalam "high five", yakni mata uang yang mempunyaiperforma terbaiksejak akhirFebruari danmenjadi mata uangterbaikuntuk "dimainkan" denganvolatilitas rendahdi pasar mata uangtahun ini.Mata uang apa sajakah itu? Mereka adalah real Brazil, rupee India, lira Turki, rupiah Indonesia, dan rand Afrika Selatan. Menurut sejumlah analis, kelima mata uang ini kembali diburu dengan strategicarry trade."Apa jawaban dari rendahnya volatilitas suatu mata uang? Membelinya dengan strategicarry, dan langkah ini yang sudah kami rekomendasikan sejak akhir Februari lalu. Beli lima mata uang terbaik atauhigh five, posisi mereka tidak rentan lagi," papar David Bloom, HSBC global head of FX.Dalamcarry trade, investor meminjam uang dari negara berbunga rendah dan membiakkannya di negara lain yang masih memasang bunga tinggi. Strategi pembelian mata uang ini kembali marak dilakukan tahun lalu seiring tingginya volatilitas mata uangemerging marketyang dipicu oleh kecemasan penarikan stimulus AS.(Baca juga: Jokowi Baru capres, Rupiah Sudah Melejit)Namun, Pimpinan the Frderal Reserve Janet Yellen menjamin bahwa program pembelian aset oleh bank sentral akan terus dilakukan selama waktu yang dibutuhkan. Pernyataan tersebut yang kemudian menyokong langkah mata uangemerging.Bloom mengingatkan, adanya pergerakan fluktuatif yang tinggi dalam transaksi perdagangan mata uang dapat menyebabkancarry tradesangat berisiko. Namun, rendahnya volatilitas di pasar mata uang negara maju juga turut mendorongcarry tradedan mata uangemerging."Yang Anda harus lakukan hanyalah memilih mata uang Brazil, India, Turki, Indonesia dan Afrika Selatan dan duduk yang manis. Jika tidak ada volatilitas, ambil saja keuntungan yieldnya. "Dalam lingkungan yang tingkat volatilitasnya rendah, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah membeli lima mata uanghigh five," paparnya. (Kompas)