Intisari-Online.com - Para analis berpendapat bahwa prospek maskapai Malaysia Airlines masih suram, terutama setelah hilangnya Malaysia Airlines MH370. "Gambarannya tak baik. Saya percaya (aksi korporat) diperlukan," kata Mohshin Aziz, analis penerbangan yang bekerja pada Maybank Investment. Aksi korporat itu bisa berupa penjualan saham, divestasi aset, atau reformasi agresif lainnya.
"Insiden hilangnya Malaysia Airlines MH370 memberikan tantangan besar dalam lingkungan yang sudah penuh tantangan," imbuh Mohshin. Para analis menyalahkan manajemen yang buruk, tenaga kerja yang membengkak, serikat pekerja yang terlalu kuat, dan persaingan industri yang ketat sebagai masalah utama Malaysia Airlines.
(Baca juga: Hilangnya Malaysia Airlines MH370 Timbulkan Kerugian Rp1,6 Triliun)
Serikat pekerja di maskapai ini menentang keras aksi korporat yang mungkin dilakukan. Sementara itu, Chief Executive Malaysia Airlines Ahmad Jauhari mengatakan, perusahaannya harus mencari cara untuk mendongkrak pendapatan dan memastikan kelangsungan hidup pada masa depan yang berkelanjutan. Namun, dia tak memberikan rincian lebih lanjut.
Malaysia Airlines merupakan maskapai pelat merah dengan 69 persen sahamnya adalah milik Pemerintah Malaysia. Pada konferensi pers, Kamis, Menteri Pertahanan yang juga adalah Plt Menteri Transportasi Malaysia, Hishamuddin Hussein, menyatakan, pemerintah tak akan lagi memberikan bantuan keuangan lebih lanjut.
(Baca juga: Malaysia: Petunjuk Soal Malaysia Airlines MH370 Seperti Roller Coaster)
Analis penerbangan mengatakan, insiden hilangnya Malaysia Airlines MH370 bisa menjadi amunisi bagi pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak untuk mendesak reformasi Malaysia Airlines. Meski demikian, beberapa analis lain menyikapi semua perkembangan ini dengan skeptis.
"Saya tidak berharap melihat perubahan apa pun. Kemauan politik untuk mengubah tidak ada. Saya yakin maskapai ini akan mencari alasan untuk menjelaskan mereka kalah," kata Shukor Yusof, analis penerbangan dari Endau Analytics yang berbasis di Malaysia. (kompas.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR