Intisari-Online.com– Ini kedua kalinya pekerja makanan cepat saji menuntut kenaikan gaji. Sebelumnya, pekerja tersebut juga sudah menuntut hal yang sama. Demonstrasi kedua terjadi Kamis kemarin. Ribuan pendemo memadati pusat pelatihan milik McDonalds, atau dikenal dengan istilah “Universitas Hamburger” di Elk Grove Village, negara bagian Illinois, Amerika Serikat.Rencana unjuk rasa ini sudah bocor sebelumnya, sehingga markas McDonalds di Oak Brook, Illinois, berisi lima gedung dengan 3.000 karyawan pun dikosongkan. Pendemo tak kehabisan akal. Mereka mengubah lokasi demontrasi ke pusat pelatihan McDonalds.(Baca juga:McDonald Tutup Situs Pegawai karena Larang Konsumsi “Fast Food”)Para pengunjuk rasa meminta perusahaan mereka menaikkan gaji minimum menjadi AS$15 per jam. Gaji ini terhitung dua kali lebih besar dari yang ditetapkan pemerintah.Menurut mereka, upah yang kecil itu menjadikan pendapatan di Amerika makin berat sebalah dan menguatkan ketimpangan sosial. Data Lembaga Statistik Perburuhan menunjukkan, pekerja restoran cepat saji ini hanya mendapat gaj rata-rata AS$8,83 per jam.(Baca juga:Mau Penyakitan? Jadilah Warga Negara AS!)Selain McDonalds, pekerja dari restoran cepat saji dan organisasi buruh lainnya sudah berupaya meminta kenaikan gaji dan hak cuti yang dibayar sejak 2012 lalu. Kala itu, sebanyak 300-an pendemo memenuhi restoran McDonalds di New York City, tak jauh dari Empire State.Sementara restoran siap saji Wendy’s saat itu juga ikut menuntut. Ratusan pekerjanya mengaku tak dapat bertahan hidup jika hanya digaji minimum.Pemerintah bukannya diam terhadap kasuspekerja makanan cepat saji menuntut kenaikan gaji ini. Presiden Barack Obama sendiri sudah meminta Kongres AS untuk menaikkan upah minimum menjadi AS$10,1 per jam, namun partai oposisi menolak usul itu. (BBC)