Intisari-Online.com – Memang, ada begitu banyak teori yang menyarankan jumlah konsumsi kita setiap hari. Enam kali sehari, tiap dua jam sekali, empat jam sekali, atau larangan makan setelah jam tujuh malam atau sembilan malam. Jika begini, mana yang harus kita ikuti? Agar tetap ideal, sebaiknya dalam sehari, kita harus makan berapa kali?
(Baca juga: Bagaimana Cara Makan yang Benar?)
Makan teratur itu penting
Berapapun jumlahnya, sangat penting untuk makan secara teratur. Meski begitu, sebenarnya tidak ada tolok ukur yang benar-benar sesuai untuk diterapkan oleh setiap orang. Setiap orang punya "jam makan" yang berbeda, tergantung pada siapa orang tersebut, siklus bangun dan tidur, dan jenis aktivitas yang dilakukannya setiap harinya.Selama dua puluh empat jam sehari, tubuh kita sibuk bekerja: jantung terus berdetak, ginjal sibuk menyaring darah, sementara otak akan terus aktif. Dalam waktu yang panjang, tubuh akan terus menerus membakar bahan bakar. Meski kita tidak selalu makan setiap menit, biasanya tubuh akan menyimpan beberapa bahan bakar yang berasal dari makanan yang kita makan, kemudian menyimpannya untuk digunakan sekarang atau waktu berikutnya.
Selama jam-jam kita bangun, akan sangat membantu bila kita makan secara teratur. Ini membantu menyediakan pasokan bahan bakar bagi tubuh. Tidak makan atau menunda makan terlalu sering hanya akan membuat tubuh bekerja keras menjadi pasokan bahan bakar untuk menunjang kerja otak, hati, ginjal, dan organ lainnya. Tentu saja, cara ini tidak akan membantu menurunkan berat badan, tetapi justru malah berbahaya bagi tubuh.Waktu dan jumlah yang tepat untuk makan
Memang, tidak ada patokan yang bisa benar-benar tepat untuk menentukan kapan kita makan, dan berapa kali kita makan dalam sehari. Namun, contoh di bawah ini mungkin bisa membantu kita mengerti akan patokan yang sesuai bagi setiap orang.
Misalnya, di hari biasa wanita A biasa bangun pukul 5.15 setiap pagi dan tidur sekitar pukul 9.30-10.00 malam. Berdasarkan jadwal ini, ia akan makan sekitar lima sampai enam kali sehari. Jumlah tersebut dinilai sudah cukup memberikan pasokan bahan bakar bagi tubuhnya. Sementara di akhir pekan, ia akan bangun lebih siang dan tidur di waktu yang sama. Pada akhir pekan, ia akan makan sekitar tiga sampai empat kali makan besar dan makanan ringan.Setiap harinya, ia akan "makan besar" saat sarapan dan makan siang. Sementara, ia akan mengonsumsi makanan yang "ringan" di malam hari. Hal itu terjadi karena, ia paling aktif di pagi hari, sementara di malam hari, tubuhnya hanya butuh sedikit bahan bakar. Di malam hari, ia akan makan beberapa jam sebelum tidur. Bukan karena takut gemuk, tapi tubuh pun butuh beberapa jam untuk mencerna makanan. Tidur dalam keadaan perut penuh hanya akan membuat kerja tubuh semakin berat.Sementara itu, wanita B adalah seorang guru. Dia bangun pukul 7.00 pagi dan tidur pukul 9.30 malam. Karena itu, ia akan makan empat sampai lima kali sehari, setiap beberapa jam. Ia punya agenda, pergi ke gym setelah jam sekolah selesai, yaitu pukul 5 sore. Sementara itu, ia juga punya jadwal afternoon teayang cukup, jadi ia juga punya pasokan bahan bakar dan tidak merasa lapar saat di gym.Pada malam hari, setelah pulang dari gym, ia akan makan malam beberapa jam sebelum tidur, dengan porsi yang lebih banyak untuk membantu energinya pulih.
(Baca juga:Makan Dua Kali Sehari Bantu Turunkan Berat Badan?)
Contoh ketiga. Pria C bangun setiap jam 8 pagi dan tidur pukul 11 malam. Ia biasa mengonsumsi makanan dengan porsi yang lebih besar, juga makanan ringan. Ia akan makan selama 4 kali dalam sehari. Ia sangat aktif sepanjang hari. Ketika ia berolahraga di siang hari, ia akan memakan setengah porsi dari jatah makanannya selama satu jam sebelum, dan setengah lainnya pada jam setelah berolahraga. Secara keseluruhan, ia tidak makan lebih banyak.Dari ketiga contoh di atas, contoh manakah yang mampu mewakili kita? Berdasarkan contoh tersebut,agar tetap ideal, dalam sehari, kita harus makan berapa kali? (Healthyfood)