Haruskah Wanita Mengalami Multi Orgasme?

K. Tatik Wardayati

Editor

Haruskah Wanita Mengalami Multi Orgasme?
Haruskah Wanita Mengalami Multi Orgasme?

Intisari-Online.com – Banyak yang khawatir, adanya pembatasan antara normal dan disfungsi seksual akan membuat banyak wanita yang kini merasa nyaman dengan seksualitasnya akan disebut sebagai wanita bermasalah. Padahal, mereka tak (merasa) begitu. Jadi, haruskah wanita mengalami multi orgasme?

Menurut Dennis P. Sugrue, misalnya, batasan itu hanya cocok untuk pria, tapi tak mencerminkan pengalaman banyak wanita. Orgasme bukanlah puncak bagi banyak wanita. “Kajian itu hanya menanyakan tentang pengalaman wanita, bukan apakah wanita-wanita itu menderita karenanya,” timpal Leonore Tiefer, Ph.D., dari New York University School of Medicine.

Yang lain bersikeras, banyak gangguan semestinya dianggap masalah, bahkan jika yang bersangkutan tak memasalahkannya. “Ada yang tak mencemaskan keadaan mereka yang menderita obesitas,” kata RC Rosen, salah satu penulis kajian Journal of the American Medical Association (JAMA). “Bukan berarti mereka tak punya masalah obesitas. Tidak, itu hanya berarti bahwa mereka tak ingin mengatasinya.”

Tiefer dan kawan-kawan menciptakan sistem klasifikasi lain yang dituangkan dalam buku A New View of Women’s Sexual Problem (Haworth Press, 2001) yang mencakup empat faktor penyebab wanita enggan melakukan atau tak menikmati hubungan seksual.

Pertama, berkaitan dengan faktor ekonomi, politik, dan sosial budaya, seperti kurangnya informasi tentang seks, rasa jengah, dan lelah karena bekerja dan urusan rumah tangga.

Kedua, kualitas komunikasi dengan pasangannya, macam pengkhianatan, penganiayaan atau waktu berhubungan yang tidak pas.

Ketiga, faktor psikologis seperti menghindari hubungan seksual, karena trauma pelecehan seksual, penganiayaan fisik masa lalu, depresi, serta kecemasan yang berhubungan dengan bersetubuh itu sendiri, seperti takut nyeri, hamil, atau tertular penyakit seksual dari pasangan.

Keempat, faktor medis, misalnya sedang hamil, pengaruh efek sampingan obat untuk penyakit berat dan kelainan di organ seks.

Jadi, mengenali dengan baik keempat faktor yang mungkin memicu “gangguan fungsi seksual” amat mungkin bisa meningkatkan kualitas hubungan seksual. (Healthy Sexual Life 2)