Khawatir Anak Terpapar Bahaya Pornografi? Begini Cara Mengajarinya

Moh Habib Asyhad

Editor

Khawatir Anak Terpapar Bahaya Pornografi? Begini Cara Mengajarinya
Khawatir Anak Terpapar Bahaya Pornografi? Begini Cara Mengajarinya

Intisari-Online.com -Salah satu kekhawatiran terbesar orangtua dengan berkembangan internet adalah mudahnya anak-anak mengakses pornografi. Dan ini dibuktikan dengan riset internasional yang memperkirakan, jumlah anak dan remaja yang mengakses pornografi antara 43% dan 99% untuk usia yang lebih dewasa.

Meski demikian, para orangtua jangan terlalu risau. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengajari anak perihal bahayanya konten-konten pornografi. Intinya, orangtua harus lebih terbuka dan mau berdiskusi kepada anak alih-laih membentaknya dan menghakiminya.

Perlu diketahui oleh para orangtua, paparan konten-konten pornografi biasa dimulai pada usia 11 tahun, dan akan semakin sering seiring dengan bertambahnya usia. Penelitian menunjukkan, remaja yang mengakses pornografi online biasanya memiliki pemikiran yang tidak realistis terhadap aktivitas seksual dan hubungan.

Dan di sinilah letak pentingnya pendidikan seks sejak dini. Penelitian menunjukkan, anak-anak yang menerima pendidikan seks sejak usia dini akan lebih mungkin untuk:

  • Memahami dan menerima perubahan fisik dan emosional.
  • Berpikir positif tentang tubuh mereka.
  • Menghargai dan menerima perbedaan individu.
  • Merasa nyaman dengan diri sendiri dan gendernya.
  • Mampu mengomunikasikan masalah seks.
  • Mengerti perbuatan yang pantas dan tidak pantas.
  • Mereka juga jarang menjadi korban pelecehan seksual.
Selain pendidikan seks sejak dini, yang tak kalah pentingnya adalah menjelaskan kepada anak-anak itu bahwa setiap orang mempunyai caranya masing-masing untuk mengekspresikan seksualitas mereka yang mungkin bertentangan dengan nilai, norma dan kepercayaan yang dianut.

Anak yang berusia 7 atau 8 tahun belum memahami betul tentang pornografi. Cara tepat untuk memberi penjelasan tentang hal tersebut adalah memahami pentingnya bagian tubuh yang harus dilindungi. Tidak perlu terlalu mendetail dalam memberikan pemahaman, cukup katakan seks adalah kegiatan orang dewasa yang sudah menikah.

Jika ada pertanyaan seputar seks dari mereka, jangan abaikan. Jawablah dengan singkat, jujur, dan terbuka. Tak kalah penting, gunakan bahasa yang tepat untuk menyebutkan bagian tubuh. Jika masih khawatir, tak ada salahnya juga jika orangtua memantau penggunaan media elektronik dan internet untuk mengetahui apa yang mereka akses. Tetapi pastikan anak tahu bahwa Anda siap berbicara jika ada yang ingin diketahui.

Jika mendapati anak sedang melihat konten pornografi, jangan langsung marah. Bicara dan tanyakan baik-baik apa yang mereka lihat. Pada saat orangtua mampu menanggapi rasa ingin tahu anak tentang seks dan pornografi, bantulah mereka untuk lebih memahami tentang keamanan dan pentingnya kesehatan seksual mereka sendiri.(Kompas.com)