Intisari-Online.com – Kematian anggota keluarga, sahabat, pasangan, dan kerabat bisa jadi duka mendalam yang sulit terlupakan. Namun, kesedihan bukanlah hal yang bijaksana bila dilakukan berlarut-larut,kita perlu memulihkan diri pascaberduka. Ada banyak cara yang bisa kita lalukan untuk memulihkan diri pascaberduka.
Menerima kenyataan
Benar kalau kehilangan orang yang kita sayangi adalah titik kritis kehidupan yang ingin kita hindari. Namun ini adalah kenyataan, kita tidak bisa terus menerus menolak kenyataan yang sudah terjadi dan ada di depan mata. Rasa duka karena kematian memang perasaan yang amat menyakitkan. Menerima dengan ikhlas, dan menghadapi kenyataan harus jadi pilihan kita. Penerimaan akan kehilangan yang dihadapi memang membutuhkan waktu, jangan terburu-buru.
Berhentilah marah
Kita cenderung merasa marah dan gampang tersinggung di masa-masa ini. Marah pada Tuhan, marah pada orang lain, dan marah pada keadaan tidak akan mengubah apapun. Walau kemarahan ini cenderung tidak ditunjukkan, akuilah kalau kita menyimpannya dalam hati. Jika kita telah menyadarinya, sebaiknya tenangkan diri, dan berhentilah marah.
Ekspresikan kesedihan Menangislah jika memang bersedih. Jangan menahan diri dengan berpura-pura kuat dan dapat menanggung segalanya. Jika dengan berteriak dan menangis sekencang-kencangnya akan melegakan kita, lakukanlah hal itu tanpa menahan diri sendiri.
Menyesuaikan diri dengan keadaan
Kalau kita mengalami kehilangan, pasti banyak hal akan berubah. Dari cara kita untuk menjalani kehidupan sehari-hari, cara kita merespon sesuatu, dan rasa rindu kepada orang yang telah meninggal tersebut akan terus membayangi kita. Itulah kenyataan sebenarnya yang harus dihadapi, kita tidak dapat menolaknya. Hal terbaik yang harus kita lakukan adalah menyesuaikan diri tanpa kehadiran orang tersebut, tanpa bermaksud untuk melupakannya.
Sejatinya, waktu akan memulihkan kondisi kita. Tapi, penting sekali untuk menolong diri kita sendiri agar tidak berlarut dalam kesedihan. Bersedihlah dengan wajar, jangan sampai kesedihan malah merongrong jiwa kita, sehingga kita lupa rasanya bahagia. Semakin kita tegar, semakin cepat kita pulih dari rasa duka yang mendalam.