Intisari-Online.com– Anak Anda suka melawan? Dapat dibayangkan betapa gusarnya menghadapi anak nakal yang memberontak, kasar, dan tidak sopan. Seringkali kita sebagai orang tua menjadi lelah dan marah. Dalam amarah, kita akhirnya membentaknya dengan kata “PERGI!”
Jika kita sering melakukan itu, hentikanlah kebiasaan itu segera agar kita tidak menyesal di kemudian hari. Walau kita tidak benar-benar berniat untuk mengusirnya, namun menyuruhnya pergi ke luar dari rumah akan sangat merugikan keluarga Anda. Sebaliknya lakukan ini untuk menghadapi anak nakal yang terus memberontak, apalagi jika mereka memberontak di usia menginjak remaja.
-Perhatikan dan dengarkan
Kita harus mulai memperhatikan dan mendengarkannya. Berikan waktu untuk mengobservasi kehidupan anak kita. Perilaku nakalnya pasti memiliki alasan dan tujuan tertentu. Cobalah untuk mencari tahu apa tujuan di balik perilakunya, dan kita mungkin akan menemukan kunci dari persoalan ini.
-Lihat gejala penyebabnya
Perhatikanlah anak-anak kita secara menyeluruh. Adakah perubahan dalam dirinya terkait kebersihan, pergaulan yang berbeda, atau mungkin ia mulai menarik diri dari orang lain. Bisa jadi ia tengah tertekan karena perilaku kasar teman sekolah, merasa kurang diperhatikan, panik dan cemas. Justru perilaku nakal dan pemberontak itu mewakili jeritan tangisnya untuk meminta tolong.
-Tetapkan batas-batas, bukan larangan
Kalau kita ingin menangani anak nakal dan pemberontak di usia remaja mereka, lebih baik menetapkan aturan yang harus dituruti seluruh anggota keluarga. Anak memerlukan aturan yang terstruktur. Jika orang tua malah marah membabi buta, anak malah merasa menang dan secara tidak langsung ia belajar untuk memanipulasi dan mengalihkan keadaan. Jangan terjebak dalam jebakan anak nakal ini.
-Jangan Menyerah
Ingatlah bahwa mereka membutuhkan kita sebagai orang tuanya. Hubungan personal kita dengan anak yang nakal cenderung menjadi renggang. Tapi ketika kita menyuruh dia pergi, ia akan merasa ditolak. Anak nakal dan pemberontak justru sangat merindukan kasih sayang dan penerimaan. Tidak peduli betapa beratnya menghadapinya, jangan pernah usir dia. Kita tidak boleh menyerah.