Suka Berbohong Terus-menerus? Hati-hati Mithomania! (2)

Tika Anggreni Purba

Editor

Suka Berbohong Terus-menerus? Hati-hati Mithomania! (2)
Suka Berbohong Terus-menerus? Hati-hati Mithomania! (2)

Intisari-Online.com– Anda atau orang di sekitar Anda suka berbohong? Bisa jadi Anda terkena penyakit psikologis Mithomania. Mithomania adalah gangguan yang membuat penderitanya berbohong tanpa sadar tanpa tujuan untuk menipu.

Seorang mithomania adalah korban. Ia korban dari kenyataan hidup dan penderitaan yang tidak bisa diterimanya. Bisa dibilang orang ini memakai topeng. Walau kita bisa menghindari orang-orang seperti ini, ada baiknya kita menolongnya. Tapi pastikan kita dalam posisi netral dan tidak terpengaruh akan kebohongannya.

Kita juga tidak perlu mencoba mengorek atau menemukan jawaban yang pasti mengapa dia berbohong. Hal tersebut sia-sia karena gangguan mithomania membuat dia terjebak dalam ceritanya sendiri. Pengobatan paling ampuh adalah si mithomania mau keluar dari zona ini dan dibantu oleh profesional. Ia harus punya keinginan kuat untuk sembuh.

Ciri-ciri seorang dengan gangguan mithomania adalah suka membesar-besarkan sesuatu. Misalnya ia mengaku memiliki harta, pasangan, dan kebahagiaan hidup yang dibuatnya sendiri. Padahal semua orang tahu kalau ia hanya seorang karyawan biasa dengan penghasilan pas-pasan. Ada pula mengaku memiliki suami atau istri kaya serta anak-anak yang kuliah di luar negeri. Padahal kita tahu dia tidak seperti itu. Dan si mithomaniac bangga menceritakan itu agar diakui orang lain.

Ia menciptakan realita baru dalam dirinya. Contohnya lagi, ia sering mengunggah foto profil di bbm, whatsApp, facebook sedang jalan-jalan ke luar negeri. Padahal ia sendiri sedang di rumah dan bahkan tidak pernah pergi ke luar negeri. Tentu ini gangguan yang parah, karena ia sangat tidak menghargai kejujuran dan kebenaran.

Hal paling sepele yang diucapkannya pun bisa jadi adalah kebohongan. Ia cenderung merubah cerita, sangat sensitif kalau kita tidak mengakui ceritanya, dan sering mencari perhatian bahkan hingga berpura-pura sakit. Ia menginginkan simpati dan kita cenderung terkesan dengan pertemuan pertama dengannya.

Walau sering ketahuan berbohong, ia tidak akan pernah mengaku, malah keahlian memanipulasinya semakin menjadi. Karena ketidaksadaran ini, mereka benar-benar membutuhkan ahli kejiwaan untuk sembuh.