Inilah 10 Tanda Orangtua Narsis yang Sering Bikin Anak-Anak Tertekan (1)

Tika Anggreni Purba

Editor

Inilah 10 Tanda Orangtua Narsis yang Sering Bikin Anak-Anak Tertekan (1)
Inilah 10 Tanda Orangtua Narsis yang Sering Bikin Anak-Anak Tertekan (1)

Intisari-Online.com –Narsisme tidak hanya menyerang anak muda saja, karena orang tua juga mengalaminya. Ayah dan Ibu yang narsis, adalah orangtua yang memaksakan kehendaknya pada anak-anaknya. Biasanya mereka sangat posesif dan tidak memberi kebebasan pada anak-anaknya.

Pernahkah mendengar orang tua yang berkata, “kalau kamu enggak jadi dokter,kamu berhenti sekolah saja!” atau seorang ayah yang berkata pada anak perempuannya, “menurut kamu, kamu cantik? Paling-paling cuma secantik ibumu.”

Itu adalah salah satu ciri orangtua narsis yang merasa bersaing dengan anak-anaknya. Ia merasa bahwa kemerdekaan anak sebagai ancaman. Sehingga ia cencerung memaksakan kehendaknya pada keturunannya. Dalam hubungannya dengan anak-anaknya, ia menuntut anaknya menuruti semua yang direncanakannya.

Cenderung untuk memamerkan prestasi dan harapan yang tinggi mengenai anak, bukan termasuk ciri orangtua narsis, tetapi orangtua yang bangga. Sebaliknya, orangtua narsis adalah mereka yang menjadikan anak sebagai orang-orang yang akan menuruti maksud-maksud egoisnya.

Berikut tanda-tanda orangtua narsis.

* Memanfaatkan anak

Orangtua yang narsis berbeda dengan kebanyakan orangtua pada umumnya. Ia menetapkan harapan kepada anak bukan untuk kebaikan dan kepentingan si anak, tetapi untuk memuaskan diri mereka sendiri. Keturunannya dijadikan perpanjangan dari keinginan, emosi, pikiran, dan tujuan pribadinya. Contoh kecilnya adalah memaksa anak berdandan sesuai keinginan si ibu atau ayah yang memaksakan cita-citanya agar anak laki-lakinya menjadi dokter.

* Marjinalisasi

Orangtua narsis merasa terancam jika anaknya lebih memiliki potensi dan harapan untuk sukses di masa depan. Ia merasa tersaingi secara harga diri. Akibatnya, mereka mengupayakan untuk menjatuhkan anaknya agar mereka tetap unggul.Biasanya mereka melakukannya dengan mengkritik anak dengan kritikan yang tidak masuk akal, membanding-bandingkan, sering membatalkan janji, dan tidak pernah memuji prestasi anak. Contohnya orang tua tersebut menganggap jika si anak mengikuti berbagai kursus hanyalah buang-buang uang saja. Padahal keluarganya bukanlah berkekurangan.

* Sombong

Orangtua narsis bukan menceritakan prestasi anaknya karena ia bangga, tetapi karena ia sombong untuk meningkatkan citra dirinya. Hal ini sering ditularkan pada anak-anak untuk memegahkan dirinya sendiri, sehingga anak-anak juga tidak terdidik dengan baik. Mereka membuat anaknya menganggap menjadi nomor satu dan yang paling unggul dengan segala cara akan menyelamatkan harga diri keluarga.

* Narsis di Media Sosial

Orangtua narsis sering pamer di media sosial untuk menunjukkan keberbedaan dirinya dengan orang lain. Baik itu pamer harta, penampilan, prestasi, pekerjaan, latar belakang, hubungan dengan pejabat ternama, bahkan memajang gambar tropi-tropinya di dunia maya. Hal tersebut dilakukan agar disanjung dan dipuji oleh orang lain. Istilahnya, mereka suka mengiklankan diri sendiri di jejaring sosial.Biasanya apa yang ditampilkannya di media sosial, tidak dirasakan oleh anak-anaknya. Malah bagi anak-anaknya orangtuanya di media sosial berbeda dengan orangtuanya di dunia nyata.

(psychologytoday.com)