Intisari-Online.com –Menunda waktu merupakan salah satu kebiasaan yang tak sehat. Si penunda waktu biasanya tidak sadar betapa berharganya waktu yang telah terbuang.
Kebanyakan orang yang suka menunda waktu tidak memiliki manajemen waktu yang benar. Ia merasa optimis dengan penundaan yang dilakukannya. “Masih bisa dikerjakan besok, kok” atau “Masih bisa nanti minggu depan, bulan depan, atau bahkan tahun depan” adalah pemikiran favoritnya.
Si penunda cenderung menggunakan sikap penuh harapan yang tak terbatas seolah-olah waktu akan selalu berpihak padanya. Ciri lain adalah suka mengontrol dan mengabaikan waktu. Misalnya, “ah, enggak masalah telat 15 menit” dan merasa bisa mendapat perpanjangan waktu.
Waktu adalah sesuatu yang tidak bisa dikembalikan, sebelum merugi karena kerap menunda, pertimbangkanlah empat hal penting ini:
* Kinerja otak harus teratur
Mengatur waktu bagi diri sendiri menunjukkan kita peduli pada diri sendiri. Otak kita secara otomatis akan mengatur kapan waktunya untuk makan, tidur, mandi, bekerja dan beristirahat. Itulah sebabnya ada orang yang bisa bangun begitu pagi dan ada pula orang yang hidup seperti burung hantu. Menunda-waktu membuat sistem biologis yang teratur menjadi berubah. Perubahan ini belum tentu dapat diterima oleh tubuh dengan baik. * Kenali jenis waktu
Ada dua jenis waktu, yaitu waktu obyektif dan waktu subyektif. Waktu obyektif adalah waktu yang tidak dapat dihindarkan, dihentikan, dan diprediksi. Contohnya adalah pukul 12.00 adalah siang hari dan pukul 00.00 adalah tengah malam. Pukul 00.01 di hari ulang tahun kita, maka usia telah bertambah satu tahun.
Waktu subyektif adalah bagaimana kita menilai waktu. Kita memiliki prinsip waktu masing-masing. Ada orang yang merasa waktu sangat cepat berlalu, kadang terasa sangat lambat. Lima menit bagi si A berbeda dengan 5 menit bagi si B.
Si penunda biasanya menilai waktu lebih lambat dari kebanyakan orang. Itulah kebiasaan yang perlu diubah, karena sangat merugikan diri dan orang lain. Kita akan sering terlibat perselisihan dengan mereka yang memiliki prinsip waktu yang berbeda dengan kita.
* Berpikirlah dengan pikiran yang nyata
Pikirkanlah berapa banyak waktu yang telah kita lewatkan dan lihat betapa banyak hal yang telah terhilang karena mengabaikan waktu. Menunda waktu memperlambat kita untuk meraih kusuksesan masa depan.
* sadari keterbatasan
Manusia adalah makhluk yang terbatas. Tidak semua hal akan berjalan lancar ketika kita merencanakan sesuatu. Dengan menyadari keterbatasan kita akan menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Waktu tidak selamanya baik dan tidak selamanya buruk. Waktu bisa menjadi teman dan bisa menjadi musuh. Tergantung bagaimana kita memaknainya dan mengisinya dengan sebaik-baiknya. Jangan habiskan waktu kita dengan mengabaikan dan melawan waktu yang tidak tahu kapan akan berhenti.
(psychologytoday.com)