Intisari-Online.com - Sudah menjadi rahasia umum kalau nenek dan kakek biasanya terlihat lebih sayang pada cucu dibanding anaknya sendiri. Itulah sebabnya anak-anak betah berada di rumah nenek dan kakeknya.
Nenek dan kakek cenderung memanjakan anak yang terkadang menurut kita terlalu berlebihan. Padahal beliau tidak begitu saat mengasuh kita ketika kecil. Apa ya, alasannya?
* Semakin tua semakin melankolis
Tidak bisa dipungkiri, semakin mereka tua, mereka semakin sensitif secara emosi. Karena itu mereka merasa membutuhkan sesuatu yang merangsang kebahagiaan mereka. Semakin tua, semakin sederhana pula harapannya akan orang lain sehingga mereka menjadi lebih toleran, menerima, dan memaafkan.
* Mereka tidak terlibat langsung dalam pengasuhan
Kenyataan sebenarnya adalah kita merasa perlakuan mereka kurang adil pada kita karena kakek dan nenek tidak menghadapi perilaku anak yang sangat menyebalkan. Anak-anak bisa sangat sulit untuk dihadapi. Sehingga kita berada di luar batas kesabaran untuk anak-anak yang rewel, cengeng, menuntut, suka bertengkar, keras kepala, ceroboh, dan nakal.
Tapi kakek dan nenek biasanya tidak menghadapi hal itu dan anak-anak juga tidak merasakan kemarahan dari mereka. Itulah sebabnya hubungan nenek-kakek dan cucu terlihat sangat manis.
* Kakek dan nenek berusaha memberi paling baik dan paling banyak untuk cucunya
Anak-anak paling senang ketika diperhatikan dan disayangi, apalagi jika diberikan banyak hadiah. Sebagai orang tua kita kadang khawatir anak-anak terbuai dengan pemberian itu dan semakin melunjak perilaku manjanya. Tetapi jangan khawatir, anak-anak sangat bergantung pada orang tuanya sebaik apapun kakek dan neneknya padanya.
Kakek dan nenek berupaya membangun ikatan pada keturunan mereka dengan cara memanjakan cucunya. Tapi bukan berarti kita tidak dapat menetapkan batasan agar anak-anak tidak terlalu merasa longgar saat dikunjungi kakek-neneknya. Sebaiknya diskusikan pula hal tersebut dengan sopan pada orang tua kita.
* Kesempatan untuk melakukan hal yang lebih
Di usia tuanya, mereka tidak biasa lagi untuk berpikir dan merenungkan kesalahan pengasuhan mereka di masa lalu. Tapi ketika mereka mengingat cara asuh mereka yang kurang menunjukkan kasih sayang pada kita di masa lalu, ia ingin memperbaiki kegagalan itu.
Itulah sebabnya mereka menjadi lebih perhatian, lebih cinta, dan lebih peduli kepada anak dari anaknya. Mereka merasa harus memberikan hal yang lebih yang mereka tidak bisa berikan pada anak-anaknya sendiri di masa lalu melalui cucunya.
(psychologytoday.com)