Juga Jenny Haug, saudara sopirnya, Erna Hanfstanegl, dan Winifred Wagner, menantu komponis yang terkenal itu. Memang Hitler sendiri mengaku betapa ia mengagumi wanita-wanita molek.
Hanya saja orang-orang Berlin tak berani membuka mulut usil, takut ditangkap mata-mata Hitler.
Maka sebagian dari rakyat Jerman tidak tahu macam apa sebenarnja “bapak" Nazisme itu. Berita yang ditiupkan dari kalangan kawan-kawan Hitler ialah bahwa ia mempunyai moral yang luar biasa. Hitler suka ihidup wadat.
Baca juga: Dari Hitler Hingga Putri Diana, Inilah Foto Terakhir Para Tokoh Dunia Sebelum Mereka Meninggal
Atau malah sedikit banyak membenci kaum Hawa. Dalam benteng di bawah tanah di front Russia, Hitler pernah berkata, “Kesempatan ada. Banyak wanita terpesona kepada pribadi saya. Tapi mengapa saya tidak kawin? Hanya untuk meninggalkan wanita saja? Tidak. Tidak ada pikiran untuk kawin.”
Tetapi itu semua hanya “ngecap” saja. Sudah pada tahun 1928 Hitler mengalami peristiwa cinta. Geli Raubal nama gadis yang membuatnya tidak tahan hidup membujang. Pada waktu itu ia menyewa sebuah villa di Berchtesgaden, dan untuk mengurus rumah tangganya ia minta Angela Raubel, saudara seayahnya, datang ke sana.
Bersama Angela datang pula kedua puterinya, Geli dan Fridel. Segera saja panah Cupido menyasar ke hati Hitler dan Geli tak pernah lagi berpisah dari sampingnya. Hampir telah menjadi rahasia umum bahwa kemudian Geli tinggal di kamar kediaman Hitler yang disewanya di Munich.
Hanya perhubungan yang intim itu tidak bertahan lama. Tanggap 17 September 1931 mereka bertengkar dengan hebat. Keesokan harinya Geli kedapatan mati menggeletak, dengan lubagn pelor di hatinya.
Orang mengira ia dibunuh Hitler karena cemburu, meskipun pengadilan membersihkannya dari dakwaan. Nyatanya Hitler pergi ke Vienna mengunjungi kuburan kekasihnya dan berbulan-bulan hatinya tak terhibur.
Karena luka asmaranya ini ia dikatakan masih kehilangan akalnya ketika ia bertemu dengan Hindenburg.
Beberapa tahun kemudian, perkabungannya tidak tahan lagi. Kehadiran wanita sangat dibutuhkan. Eva datang dan memibikin ia lupa kesedihannya. Akan tetapi sampai akhir, cintanya kepada Geli tak pernah terhapus.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR