Intisari-Online.com - Terlepas dari kasus kematian Allya Siska, pasien chiropractic yang meninggal di Klinik Chiropractic First, Pondok Indah, Jakarta Selatan, beberapa orang bertanya-tanya; apa itu terapi tangan kosong chiropractic? Apa saja fungsinya?
Chiropractic sebenarnya bukan “barang” baru. Metode pengobatan ini diperkenalkan pada 1895 di Amerika oleh Daniel David Palmer. Daniel berhasil menyembuhkan bosnya, Harvey Lillard, yang tuli mendadak akibat cedera leher. Ia mengoreksi tulang sang bos dengan tangan kosong. Sejak itu, model peyembuhan yang dipraktikkan Daniel ini disebut chiropractic (dari kata kheir dan praktikos dalam bahasa Yunani yang bila digabungkan kira-kira berati “dilakukan dengan tangan”).
Dalam chiropractic, tulang belakang dianggap memiliki peran yang sangat penting. Sistem saraf pusat mengatur semua sistem organ tubuh, melalui kabel-kabel saraf yang dilindungi tulang belakang, sebelum akhirnya sampai ke organ yang dituju. Jadi, selain sebagai rangka utama tubuh, tulang belakang juga menjadi “gardu induk” bagi 31 pasang urat saraf.
Walau panjangnya hanya beberapa jengkal—dari leher hingga tulang ekor—tulang belakang tersusun dari 24 tulang (vertebrae) saling bertumpuk, yang dipisahkan masing-masing oleh bantalan, dan tersambung dengan 12 pasang tulang iga dan ratusan jaringan ligamen dan otot. Jika terjadi subluksasi (pergeseran dari posisi normal) sekecil apa pun, akan melukai sistem saraf. Luka itu akan menurunkan suplai neuron ke jaringan dan organ.
Chiropractic juga berpotensi menunda proses penuaan. Jika terjadi kerusakan pada tulang belakang dan tidak terkoreksi, tubuh akan menimbun kalsium di tempat yang tak bergerak. Bila berlangsung dalam waktu cukup lama, dikhawatirkan menyebabkan penyatuan tulang belakang dan akan mengurangi elastisitas pergerakan. Ia lalu menyebut tiga fase proses penuaan.
Saat ini chiropractic telah diakui sebagai salah satu metode pengobatan standar, berdampingan dengan metode kedokteran Barat. Untuk menjadi chiropractor, seseorang harus menempuh pendidikan sejenis medical doctor. Mereka mendapat bekal pelajaran anatomi dan fisiologi, minus farmakologi dan ilmu bedah.
Chiropractic memang mengandalkan “tangan ajaib”, tanpa obat dan operasi. Pasien dibantu mencapai kondisi optimal, agar tubuhnya bisa menyembuhkan sendiri. Makanya, pasien tak perlu obat sama sekali.” Chiropractor pun tak merekomendasikan tindakan operasi. Koreksi cukup bermodal tangan dan tekanan jari.
Namun sejatinya, bukan hanya keluhan sakit pinggang, migren, keseleo, sakit persendian, atau proses penuaan yang bisa diatasi dengan chiropractic. Saraf tulang belakang berhubungan juga dengan mata, telinga, membran sinus, mulut, hati, paru-paru, lambung, lever, pankreas, serta organ seksual. “Mereka yang tahu manfaatnya, sakit apa pun akan datang ke chiropractor."
"Termasuk mual dan kembung,” tegas dr. Tinah, yang sehari-hari “hanya” mampu menangani 25 - 30 pasien. Bahkan mereka yang terkena infeksi, flu, demam, capek, badan ngilu, sumeng, dan sejenisnya, dapat disembuhkan dengan minum vitamin, istirahat, dan ditingkatkan immune system-nya oleh chiropractor.
Di Indonesia sendiri, seperti pernah ditulis oleh Intisari edisi Maret 2005, chiropractic diperkenalkan pertama kali diperkenalkan oleh Tony Dowson, alumnus Palmer College of Chiropractic, Amerika Serikat.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR