Intisari-Online.com – Beberapa penelitian mengatakan bahwa menguap yang menular merupakan tanda empati. Juga ada yang membuktikan bahwa menguap lebih menular dari orang yang kita kenal dibanding dengan orang asing. Namun, studi yang dilakukan di Pisa, Italia, menunjukkan hal lebih jauh lagi. Para peneliti mengatakan bahwa laki-laki jarang menguap.
Mereka menghabiskan waktu selama lima tahun untuk meneliti tentang menguap. Pada Royal Society Open Science, para peneliti menulis, dari 2010 hingga 2015 mereka mengamati subyek penelitian yang tidak sadar bahwa dirinya sedang dilihat saat sedang menguap.Dari sekitar 4000 menguap yang diteliti, wanita ternyata lebih sering “tertular” (55%). Sedangkan pria jarang ikut menguap ketika orang di sebelahnya menguap.
Para peneliti menghitung dari penelitian itu diperkirakan ada 1.461 menguap yang menular. Sejauh ini, penularan tersebut terjadi kepada orang-orang yang memiliki hubungan sosial yang dekat.Namun, adanya penemuan tentang menguap terkait gender ini merupakan sesuatu hal yang baru. Hasil penelitian ini tidak hanya menunjukkan bahwa “kemampuan empati wanita lebih tinggi dari pria”, namun fakta bahwa menutup wajah saat menguap mempengaruhi kemampuan wanita dalam hubungan sosial.(foxnews)