Perhatikan Lima Mitos dan Fakta tentang Tulang Belakang dan Lutut Ini (2)

Eunike Iona Saptanti

Editor

Perhatikan Lima Mitos dan Fakta tentang Tulang Belakang dan Lutut Ini (2)
Perhatikan Lima Mitos dan Fakta tentang Tulang Belakang dan Lutut Ini (2)

Intisari-Online.com - Kita sering mengabaikan kesehatan tulang belakang dan lutut. Padahal, tulang-tulang ini berperan sangat besar untuk menopang tubuh kita. Posisi tubuh yang sering salah dan penanganan yang tidak tepat terjadi nyeri menjadi pemicu peradangan pada tulang belakang dan sendi-sendi lutut. Ini dia lima mitor yang beredar mengenai sakit tulang belakang.

Mitos: Nyeri pada tulang belakang harus segera mendapat tindakan operasi."Tidak harus. Tergantung hasil diagnosa. Bila hanya cedera ringan, kita akan memberi tindakan non operasi seperti pulse radio frequency, untuk menyetrum saraf yang terasa nyeri, atau dengan menyuntikan semen di tulang belakang,” ujar dokter spesialis ortopedi Rumah Sakit Pondok Indah dr. L. Andre Pontoh, Sp.OT (K). Menurutnya, cedera besar hingga menekan syaraf baru bisa diberi tindakan operasi.

Mitos: Operasi tulang belakang bisa membuat lumpuh.Saat ini teknologi sudah canggih. Pasien yang lumpuh total bisa jadi tidak ditangani dengan baik. Namun, pasca operasi membutuhkan pemulihan. Setelah pemulihan luka, pasien diberi latihan dari mulai yang ringan hingga berat.

Mitos: Orang yang kegemukan berisiko terkena back pain, orang kurus terbebas dari back pain.Tidak selalu. Orang gemuk memang lebih berisiko terkena back pain karena kelebihan beban yang harus ditopang oleh tulang belakang. Back pain dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang paling sering adalah olahraga dengan aktivitas berat, duduk terlalu lama, vibrasi tinggi saat naik otor, dan mengangkat barang berat. Jadi orang kurus belum tentu terbebas dari backpain.

Mitos: Berbaring adalah cara terbaik untuk sembuhkan nyeri tulang belakang.“untuk penanganan pertama, berbaring dianjurkan. Namun bila sudah hilang nyerinya, perlu terapi untuk menguatkan otot tulang belakang, salah satunya adalah memakai korset,”