Intisari-Online.com–Tahun 2010, sebanyak 3,2 juta orang di dunia mengalami kebutaan karena glaukoma. Karena itu, penyakit yang menyerang serabut saraf mata ini perlu diwaspadai dan ditangani dengan benar.
Glaukoma terbagi menjadi lima jenis gangguan, berikut ciri dan gejalanya:
1. Glaukoma Primer Sudut Terbuka
Pada jenis ini terjadi gangguan pada sistem pengeluaran cairan mata sehingga tekanan mata meninggi perlahan. Kondisi ini pasti bisa menyebabkan kerusakan saraf optik. Glaukoma primer sudut terbuka sering menyerang orang usia 40 tahun. Namun masih ada kemungkinan kecil anak-anak dan usia muda juga terserang.
Glaukoma jenis ini tidak menimbulkan keluhan dan gejala, sehingga pasien mungkin tidak sadar kalau penglihatannya mulai memburuk. Nah, salah satu gejalanya adalah penglihatan tepi dan penglihatan malam hari yang terlebih dahulu memburuk sebelum ke penglihatan pusat.
2. Glaukoma Primer Sudut Terbuka Akut
Kondisi ini yang paling banyak terjadi di Asia, menyerang usia lanjut dan paruh baya. Penyakit ini timbul seketika karena tekanan bola mata yang meningkat cepat. Karenanya sering menimbulkan gejala seperti rasa nyeri di mata, tajam penglihatan menurun, tampak pelangi atau melihat lingkar warna-warni bila melihat lampu, sakit kepala, dan mual-muntah. Bila terjadi gejala seperti itu, segeralah periksa ke dokter spesialis mata. Penanganan harus segera!
3. Glaukoma Primer Sudut Tertutup Kronik
Glaukoma jenis ini disebabkan cairan bola mata tersumbat sehingga sudut bilik mata mulai tertutup dan tekanan mata menjadi tinggi berkepanjangan. Karena sifatnya perlahan, glaukoma ini juga sering tidak disadari dan tidak mengalami gejala sampai timbul kerusakan saraf optik.
4. Glaukoma Sekunder
Nah kalau jenis ini adalah glaukoma yang terjadi akibat efek samping penyakit lainnya dalam tubuh. Misalnya peradangan bola mata, katarak yang terlalu tebal, kecelakaan, obat-obatan yang mengandung stereoid seperti tetes mata dan inhaler, tumor, dan diabetes akut.
5. Glaukoma Kongenital
Merupakan gangguan yang terjadi sejak lahir pada sudut bilik mata depan yang tidak normal. Biasanya terjadi pada bayi dan bisa dilihat gejalanya. Misalnya bola mata yang lebih besar dari normal, korne mata terlihat tidak jernih, mata sangat sensitif melihat cahaya, dan air mata keluar bila melihat cahaya.
(Jakarta Eye Center)