Intisari-Online.com - M. Kundarto, seorang peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta mengungkap, akibat didesak pembangunan, lahan persawahan di Pulau Jawa akan menghilang. "Sawah akan habis di Pulau Jawa 50 tahun lagi dan tidak ada pemda yang memantau masalah ini sebab selalu disibukkan dengan masalah konversi lahan persawahan," tuturnya.Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian dari 5 kabupaten Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta yang menunjukkan, meski kebutuhan pangan semakin meningkat akibat banyaknya penduduk, hal ini tidak diimbangi dengan luasan lahan produksi pangan seperti sawah.Lebih lanjut, Kundarto menyayangkan upaya pemerintah pusat yang berencana akan memindahkan lahan persawahan ke luar Pulau Jawa. Ia menganggap, kondisi tanah di Pulau Jawa merupakan jenis tanah yang tersubur dan tak bisa tergantikan."Pulau Jawa banyak gunung berapi dan setiap gunung ada jarak lahan yang strategis untuk pertanian sehingga sangat subur dan harus dilindungi sebagai lumbung pangan," ia menambahkan.Secara struktur, karena pengaruh musim dan curah hujan yang ada, tanah di Jawa dianggap sangat bagus karena memiliki lapisan atas dengan ketebalan 1 meter lebih, ditambah dengan kadar kandungan PH yang besar. Sementara, berdasarkan pengamatan di berbagai wilayah di Indonesia, ada beberapa pulau yang memiliki tingkat kesuburan sama, tetapi luasannya tidak seperti di Jawa."Karenanya, untuk mencegah lahan persawahan di Pulau Jawa akan menhilang,perlu upaya melindungi tanah di Pulau Jawa sebagai lumbung pangan, bukan dengan mengalihkan lahan persawahan ke luar Jawa yang memiliki struktur jenis tanah berbeda," katanya. (Kompas)