Intisari-Online.com - Pesawat AirAsia QZ8501 yang dinyatakan hilang diketahui dimiliki oleh AirAsia Indonesia. Salah satu perusahaan afiliasi dari AirAsia ini memang memiliki beberapa perbedaan kecil dengan AirAsia Malysia.
AirAsia Indonesia beroperasi di Indonesia di bawah naungan PT Indonesia AirAsia. Didirikan melalui perusahaan patungan antara AirAsia International Ltd dan Awair International.
Didirikan pada tanggal 8 Desember 2004, maskapai ini telah beroperasi selama lebih dari 10 tahun di langit Indonesia.
Maskapai ini memiliki beberapa rute yang mencakup lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya dan Medan.
Maskapai ini mengoperasikan sekitar 30 armada berjensi Airbus A320, model pesawat yang sama yang dengan pesawat QZ8501 yang hilang.
Empat puluh sembilan persen saham AirAsia Indonesia dimiliki oleh Malaysia yang terdaftar sebagai AirAsia Sdn Bhd dan 51% sisanya dipegang oleh pemegang saham Indonesia. Hal ini merujuk pada hukum di Indonesia yang mengharuskan warganya untuk memiliki setidaknya 50% dari maskapai lokal.
Meskipun beroperasi di bawah nama merek AirAsia, terdapat entitas yang terpisah antara AirAsia Indonesia dengan AirAsia pusat yang berada di Malaysia.
Hal inilah yang membuat AirAsia Indonesia dianggap bertanggung jawab penuh atas segala hal terkait proses kerja maskapai ini, kecuali untuk beberapa bidang seperti pengadaan pesawat.
AirAsia Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Sunu Widyatmoko. Ia menjabat sebagai Chief Financial Officer maskapai sebelum pengangkatannya.
Sementara untuk proses pengawasan seluruh operasi AirAsia diseluruh dunia, sepenuhnya diemban oleh CEO Grup AirAsia Tan Sri Tony Fernandes.
Dengan lebih dari 50 maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia, AirAsia Indonesia hanya memiliki pangsa pasar 5% di negara ini.
Pada tahun 2013, AirAsia Indonesia membawa total 7.850.000 pelanggan. Hal ini juga meluncurkan 13 rute baru, sembilan di antaranya merupakan penerbangan internasional.
Kelompok AirAsia telah memiliki catatan keamanan yang terpuji sampai 28 Desember 2014 ketika pesawat AirAsia QZ8501 hilang.
"Tony Fernandes dan AirAsia sangat dihargai dengan industri penerbangan. Maskapai ini sangat sukses dan memiliki catatan keamanan yang sangat baik," kata John Strickland, direktur JLS Consulting yang berbasis di London. (says.com)