Intisari-Online.com -Gusti Kadran adalah salah satu orang yang percaya bahwa jatuhnya AirAsia QZ8501 memiliki hubungan dengan mitos Ratu Junjung Buih penguasa Selat Karimata. Pria tua berjenggot putih itu menyarankan, selain teknologi, dibutuhkan unsur gaib untuk mencari badan pesawat yang tenggelam di selat yang berada di antara Kalimantan dan Sumatera itu.
"Iya ada ritual seperti ini kalau ada kejadian serupa. Meskipun di sini daerah kesultanan, kami selalu menjunjung tinggi hal itu. Artinya, keyakinan itu jauh lebih penting dan diutamakan. Mudah-mudahan, insyaallah hari ini dimudahkan," tukasnya.
Apa yang diutarakan oleh Gusti kemudian diamini oleh Letkol (Pnb) Jhonson Hendrico Simatupan. Menurutnya, pencarian pesawat AirAsia yang dilakukan tim gabungan ini mempertimbangkan seluruh aspek, termasuk keyakinan dan kearifan lokal. Karena itu, dirinya terbuka menerima kehadiran Gusti Kandar yang ingin membantu dengan cara berdoa di lanudnya.
Di tempat lain, Pangeran Muasjidinsyah yang tak lain dan tak bukan adalah anak Sultan ke-XIII Kesultanan Kutawaringin—beberapa literatur menyebut Kutaringin—menyarankan, pihak BASARNAS selaku pimpinan pencarian untuk melibatkan masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di pesisir sekitar jatuhnya pesawat. Termasuk para nelayan yang juga mempunyai peran terhadap penemuan korban AirAsia QZ8501.
Sang Pangeran yang lebih dikenal dengan panggilan Ama itu juga menyarankan agar tim pencari tidak melupakan adat istiadat yang ada di Kalimantan. Ia jelas menginginkan operasi pencarian jenazah dan badan pesawat QZ8501 bisa berhasil. Namun ia pun mengingatkan agar semua pihak tetap menjaga kearifan lokal.
"Jadi, kesemuanya harus seimbang, teknologi, religi dan doa, juga adat istiadat (termasuk mitos Ratu Junjung Buih penguasa Selat Karimata). Mudah-mudahan kalau semua cara sudah dicoba, badan pesawat dan seluruh jenazah bisa ditemukan," ujar Ama Sang Pangeran.