Intisari-Online.com -Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengeluarkan pernyataan termutakhir terkait kecelakaan AirAsia QZ8501 pada akhir Desember 2014 lalu di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Mantan Dirut PT KAI itu, seperti dilansir Kompas.com, menyebut pesawat AirAsia QZ8501 mengalami stall di udara. “Pesawat itu berusaha untuk meningkatkan ketinggian dengan kecepatan cukup tinggi, yang melebih kecepatan normal. Di menit terakhir, pesawat naik dengan kecepatan di atas normal, pada titik inilah pesawat kemudian mengalami stall” tutur Jonan.Stall adalah kondisi di mana gaya angkat pesawat terbang turun secara tiba-tiba. Lebih jelasnya, stall merupakan kondisi aerodynamic di mana coefficient lift mulai berkurang yang disebabkan karena angle of attack meningkat dan melampaui batasan critical point.Ada empat jenis stall dalam ilmu penerbangan: 1). Accelerated stall yang disebabkan oleh pergerakan kontrol penerbangan yang berlebihan; 2). Secondary stall, terjadi saat recoveri pesawat yang tergesa-gesa; 3). Crossed control stall, pegerakan kontrol penerbangan yang berlawanan sehingga menghasilkan back pressure yang berlebihan; dan 4). Elevator trim stall yang biasa terjadi ketika pesawat sedang landing.Jika dari musababnya, ada kemungkinan AirAsia QZ8501 mengalami stall jenis pertama yang disebabkan oleh kecepatan di atas normal. Saat jatuh, pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura membawa sekitar 162 penumpang. Sampai saat ini, baru 53 jenazah yang baru ditemukan sementar yang lain masih dalam proses pencarian berikut badan pesawat yang masih menancap di dasar laut.