Intisari-Online.com - Setidaknya ada empat poin yang ditemukan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi selama melakukan investigasi AirAsia QZ8501. Hasil investigasi ini memang masih baru awal, tapi paling tidak bisa memberi kita gambaran lain bagaimana kronologi jatuhnya AirAsia QZ8501. Untuk lebih jelasnya inilah hasil investigasi awal AirAsia QZ8501 oleh KNKT.
Poin pertama, mengenai data Flight Data Recorder (FDR). Ketua tim investigasi AirAsia QZ8501, Marjono Siswosuwarno, mengatakan, bahwa FDR terdiri dari 1.200 parameter yang bisa digunakan untuk menentukan kondisi pesawat.
"Biasanya dari investigasi 34 parameter saja sudah mampu mengetahui kondisi pesawat. Jadi enggak perlu 1.200 parameter di investigasi," ujar Marjono dikutip Kompas.com.
Poin kedua, mengenai waktu rekaman FDR. Dari pemaparan KNKT, FDR melakukan perekaman selama 3 menit dan 20 detik.
Poin ketiga, tentang kondisi cuaca saat pesawat AirAsia QZ8501 jatuh. Marjono menyebut, kondisi cuaca yang diungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat pesawat naas itu hilang dari radar lantas jatuh di perairan Selat Karimata, benar.
KNKT juga mengamini kondisi waktu itu. Bahwa kondisi cuaca saat pesawat hilang, Minggu, 28 Desember 2014, berawan dan terdapat awan Komulonimbus. Saat itu, ketinggian awan tersebut mencapai titik tertinggi, yaitu 44.000 kaki.
Dan poin keempat, seperti yang tertera dalam data ADS-B alias automatic dependent surveillance-broadcast, sebelum jatuh, pesawat sempat naik dari ketinggian 32.000 kaki ke sekitar 37.000 kaki dalam tempo 30 detik. Kemudian, dalam tempo yang sama—30 detik—pesawat kehilangan ketinggian. Jatuh berputar di perairan Selat Karimata.
Itulah hasil investigasi awal AirAsia QZ8501 oleh KNKT. (Kompas.com)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR