Intisari-Online.com - Beberapa fakta baru ditemukan dalam proses ivestigasi AirAsia QZ8501 yang jatuh pada Minggu, 28 Desember 2014 lalu. Fakta terbaru adalah sebelum hilang kontak dan jatuh, ternyata sistem komputer AirAsia QZ8501 dimatikan oleh pilot. Tujuan dari mematikan sistem komputer tersebut, seperti dilansir oleh Kompas.com dari The Sydney Morning Herald, adalah untuk mencegah pesawat terbang tidak terkontrol.
Menurut dua penyelidik yang terlibat dalam investigasi tersebut kepada Reuters, ada kemungkinan kejadian itu turut berkontribusi sebagai faktor pemicu mengapa pesawat tiba-tia menanjak dengan cepat sebelum akhirnya jatuh. Sebelum pesawat menanjak tidak normal, pilot disebut-sebut sedang berupaya mengatasi kerusakan yang muncul dalam Flight Augmentation Computer alias FAC.
Untuk diketahui, komputer FAC inilah yang mengontrol modul rudder travel limiter (RTL) yang sebelumnya sempat dilaporkan rusak beberapa kali. Pihak AirAsia sendiri menyebut, kerusakan itu telah diatasi. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun menyebut Airbus A320 PK-AXC alias AirAsia QZ8501 berada dalam kondisi layak terbang saat hari kejadian.
Masih dari pernyataan dua sumber yang tidak mau disebut namanya itu, setelah berkali-kali berusaha mengatasi peringatan yang muncul di komputer FAC, kru pesawat lantas mematikan daya listrik yang memberikan suplai ke sistem komputer. Saat daya listrik dimatikan, seluruh sistem komputer pada sistem utama ataupun cadangan akan lumpuh.
“Pilot memutuskan daya yang menyuplai komputer dengan cara melepas sekring yang ada di dalam kokpit,” ujar mereka.
Sistem komputer AirAsia QZ8501 yang dimatikan oleh pilot akhirnya berdampak pada sistem proteksi penerbangan (flight protection system) yang dimiliki oleh pesawat Airbus A320 menjadi tidak aktif. Meski demikian, dua narasumber itu menekankan bahwa matinya sistem proteksi itu belum tentu menjadi faktor penyebab kenapa pesawat tiba-tiba menanjak secara drastis. Sebab, pilot seharusnya masih memiliki kendali manual. (Kompas.com)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR