Tragisnya Nasib Yani si Gajah Kebun Binatang Bandung yang Dibiarkan Sekarat

Moh. Habib Asyhad

Editor

Tragisnya Nasib Yani si Gajah Kebun Binatang Bandung yang Dibiarkan Sekarat
Tragisnya Nasib Yani si Gajah Kebun Binatang Bandung yang Dibiarkan Sekarat

Intisari-Online.com -Manusia hanya tahu menikmatinya tapi ogah merawatnya apalagi mengobatinya. Hasilnya ya seperti Yani si gajah Kebun Binatang Bandung yang dibiarkan sekarat. Gajah berusia 40 tahun yang ambruk pekan lalu itu “dibiarkan” terkulai lantaran minimnya sarana kesehatan hewan di kebun binatang tersebut.

“Itu inisiatif pawang untuk pengobatan alami, karena tidak ada alat untuk ngangkat, jadi dibiarkan. Pihak pengelola tahu, tapi tidak ada penanganan serius atau terkesan acuh,” ujar salah seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya kepada Kompas.com.

Hingga kini, belum ada yang tahu apa jenis penyakit yang membuat Yani tumbang. “Karena tidak ada diagnosa jadi kita khawatir ada apa-apa. Kemarin sempat diberi penanganan seadanya. Saya maksain yang sebetulnya bukan kewenangan saya, saya kasih antibiotik, kalsium. Itu harusnya ambil sampel darah uji ke laboratorium. Di sini sudah tidak ada dokter,” ucapnya.

Sumber itu juga mengatakan, biasanya gajah kebun binatang mempunyai harapan hidup sampai 70 tahun. Namun, melihat kondisi Yani yang tak mendapat penanganan seirus, dia memprediksi Yani hanya akan bertahan selama dua pekan.

“Usia Yani masih panjang, masih produktif. Tapi saya prediksi umurnya tinggal dua minggu bisa bertahan. Bisa dibilang sekarat. Gejalanya sudah terlihat dari beberapa minggku kemarin, badannya kurus, nafsu makan hilang. Karena tak mendapat perawatan yang baik, dia ambruk,” tuturnya.

Para pawang, tambahnya, sulit untuk memberikan perawatan maksimal lantaran tak mendapat perhatian dari pengelola. “Pawang sudah bersiap menunggu ajal Yani. Setiap hari tidur di dekat kandang takutnya Yani mati. Kasihan Yani, tiap hari dia mengerang kesakitan,” ujarnya.

Tak ada balai kesehatan hewan

Tak terurusnya kesehatan Yani menjadi secuil bukti tak profesionalnya pengelolaan di Kebun Binatang Bandung. Sumber itu mengatakan, sejak tahun lalu, pengelola kebun bintang telah membekukan bagian kesehatan. Hal tersebut membuat kondisi kesehatan hewan tak terurus dan cenderung memprihatinkan.

Tanpa adanya dokter hewan, praktis perawatan satwa di kebun binatang tak dilakukan. “Jangankan untuk pengobatan, untuk pencegahan saja tidak ada sama sekali, dulu obat cacing diberikan tiga bulan sekali untuk seluruh binatang, sekarang tidak ada,” jelasnya.(Kompas.com)