Deshauna Barber, Prajurit Militer yang 'Menggondol' Mahkota Miss USA 2016

Moh Habib Asyhad

Editor

Deshauna Barber, Prajurit Militer yang 'Menggondol' Mahkota Miss USA 2016
Deshauna Barber, Prajurit Militer yang 'Menggondol' Mahkota Miss USA 2016

Intisari-Online.com -Apa yang ditorehnya, rasa-rasanya akan dikenang sepanjang masa oleh Deshauna Barber. Bagaimana tidak, prajurit militer AS ini baru saja 'menggondol' mahkota Miss USA 2016, mengalahkan dua pesaingnya Miss Georgia Emanii Davis dan Miss Hawaii Chelsea Hardin.

Selain sebagai seorang prajurit, Barber juga bekerja sebagai analis teknologi informasi di Departemen Perdagangan AS. Perempuan kulit hitam ini merupakan Miss District of Columbia. Dikutip dari The Washington Post, terpilihnya Miss DC sebagai Miss USA ini adalah yang pertama dalam 14 tahun terakhir. Hingga saat ini, baru ada tiga Miss DC yang terpilih menjadi Miss USA.

Barber lulus dari Universitas Negeri Virginia pada 2011. Ia bergabung menjadi prajurit militer saat berusia 17 tahun. Orangtua dan saudara kandungnya pun anggota militer. Ayahnya dikirim bertugas ke Irak, tak lama setelah serangan teroris di menara kembar WTC pada 11 September 2001.

“Saya merasa itu sudah menjadi tradisi keluarga,” ungkapnya saat tampil dalam sebuah acara sebelum pemilihan Miss USA. “Keprajuritan sudah mengalir di darahku, demikian halnya patriotisme dan pelayanan untuk negara ini.”

Berdasarkan data yang tertuang dalam biografi peserta Miss USA, saat ini Barber bekerja sebagai komandan logistik di The 988th Quartermaster Detachment Unit di Fort Meade. Latar belakang itu terlihat sangat mendukung kemampuannya dalam memberikan jawaban yang tajam pada sesi tanya jawab, terkait isu perempuan di medan perang.

“Pentagon saat ini telah membuka jalur bagi para wanita untuk masuk ke pasukan tempur,” ungkap salah satu juri, Joe Zee. “Sekarang, sejumlah orang mempertanyakan apakah kebijakan ini benar jika mempertimbangkan kapabilitas wanita untuk tampil hingga jenjang tertinggi. Bagaimana pandangan Anda?”

Malam itu, Barber, dengan wajah yang sangat percaya diri, menjawab: “Sebagai perempuan di AS, saya rasa itu merupakan tugas yang luar biasa, dan kesempatan yang juga baik dari pemerintah kita untuk bisa menyatukan perempuan di semua cabang tugas militer.”

“Kami sama kuatnya dengan kaum lelaki,” kata dia, yang disusul tepuk tangan riuh dari penonton yang memadati T-Mobile Arena, Las Vegas. “Sebagai komandan di unit, saya memiliki kuasa. Saya pun berdedikasi sehingga penting untuk dimengerti bahwa jender bukan menjadi batasan bagi militer AS.”

Sebelum mengikuti ajang pemilihan ini, Barber sempat menegaskan keinginannya untuk mendobrak tradisi bahwa kontes Miss USA pun bisa diikuti oleh seorang prajurit militer. “Saya pastikan, tidak ada satu peserta kontes yang melakukan hal yang sama, atau memiliki latar belakang yang sama. Saya juga ingin mengatakan, tidak ada satu pun prajurit yang memiliki latar belakang yang sama, dan melakukan hal yang sama,” tambahnya.

Siapa pun kita, sambung Barber, bisa menjadi bagian dari kontes kecantikan, dan menjadi model. “Jadi ada semacam stereotipe di kedua sisi. Saya merasa mendobrak tradisi dengan berada di sini dan ikut bersaing untuk menjadi Miss USA,” pungkasnya, mantap.(Kompas.com)