Intisari-Online.com -Tidak ada yang meragukan kebesaran Muhammad Ali sebagai legenda tinju dunia. Meski demikian, Ali bukanlah petinju yang tak bisa dikalahkan. Setidaknya, seperti dirangkum oleh Kompas.com, ada lima petinju yang pernah mengalahkan Ali; dua di antaranya adalah Joe Frazier dan Ken Norton.
1. Joe Frazier
Ali dan Frazier bertarung di Madison Square Garden, New York, pada 8 Maret 1971. Saat itu, Ali kalah angka dalam pertarungan ketat selama 15 ronde. Dalam laga yang dijuluki sebagai “Fight of the Century” itu, Ali dan Frazier yang sama-sama belum terkalahkan memperebutkan gelar juara dunia tinju kelas berat.
Ini adalah kali pertama di dunia dua petinju yang belum terkalahkan dipertemukan di dalam ring. Pertarungan ini menjadi panas karena Ali mengklaim dirinya adalah juara dunia yang sah setelah mengalahkan Sonny Liston pada 1964.
Namun, gelar itu dicopot karena Ali menolak ikut wajib militer. Pada saat kosong itulah, Joe Frazier merebut gelar juara dunia tersebut. Dalam laga ini, kedua petinju mendapatkan uang AS$2,5 juta, yang merupakan bayaran tertinggi di dunia saat itu.
2. Ken Norton
Dalam laga yang digelar di Sports Arena, San Diego, pada 31 Maret 1973, Ali kembali kalah angka dalam pertarungan keras selama 12 ronde. Setelah menang dalam 10 laga terakhirnya, Ali menjadi favorit pada saat menghadapi Ken Norton, mantan marinir yang banting setir menjadi petinju.
Sayangnya, cedera pergelangan kaki ditambah gaya Ali yang terlalu meremehkan Norton membuat dia harus menelan kekalahan. Bahkan, di ronde kedua, pukulan tangan kanan Norton berhasil mematahkan rahang Ali. Meski demikian, Ali berhasil menyelesaikan 12 ronde pertandingan meski Norton menguasai ronde terakhir pertandingan.
3. Leon Spinks
Pertarungan melawan Leon Spinks digelar pada 15 Februari 1978 di Las Vegas, AS. Dalam laga ini, Ali kalah angka setelah merampungkan pertarungan 15 ronde.
Spinks, peraih medali emas Olimpiade Montreal 1976, menghadapi Ali dalam perebutan gelar juara dunia dalam laga profesional kedelapannya, yang sekaligus menjadi rekor saat itu. Spinks menjadi satu-satunya orang yang merebut gelar juara dunia tinju WBA dan WBC dari tangan Ali lewat pertarungan.
Sebelum menghadapi Ali, Spinks berlatih keras, sementara Sang Legenda hanya melakukan latih tanding kurang dari 24 kali. Demikian menurut penulis biografi Muhammad Ali, Thomas Hauser.
Spinks, meski harus berjuang melawan cedera otot, sukses mengalahkan Ali yang terlambat panas. Meski Ali menguasai ronde terakhir laga, kemenangan jadi milik Spinks. Ali dalam komentarnya mengakui, kekalahannya melawan Spinks adalah akibat kesalahannya dalam berlatih.
4. Larry Holmes
Laga melawan Holmes yang digelar di Caesar Palace, Las Vegas, pada 2 Oktober 1980 itu diakhiri setelah Ali menyerah pada ronde ke-10. Saat gejala parkinson sudah muncul, Ali tetap nekat untuk bertarung dalam upayanya menjadi juara dunia untuk keempat kalinya. Untuk laga ini, Ali mendapatkan bayaran terbesar dalam kariernya, yaitu AS$8 juta.
Beberapa tahun kemudian terungkap, Komisi Olahraga Nevada mengizinkan Ali kembali bertarung meski Ali tak lolos dalam tes kesehatan pra-pertandingan. Ali juga dikabarkan dengan ceroboh menerima nasihat untuk mendapatkan pengobatan tiroid yang sebenarnya tak diperlukan menjelang laga itu.
Holmes, yang juga adalah rekan latih tanding Ali, menghancurkan temannya itu dan tidak berusaha untuk menjatuhkan Ali. Akhirnya, sang pelatih, Angelo Dundee, meminta wasit menghentikan laga setelah Ali menerima beberapa pukulan keras dari Larry Holmes. Meski menang, Holmes mengaku tak menikmati kesuksesannya itu. “Saya mengalahkan idola saya dan saya tak menikmati itu,” ujar Holmes.
5. Trevor Berbick
Dalam laga 10 ronde yang digelar di Elizabeth Sport Centre, Nassau, Bahama, itu, Ali kalah angka telak dari Trevor Berbick. Saat itu, komisi tinju AS tak menyetujui keinginan Ali untuk berlaga karena kondisi kesehatannya yang memburuk.
Beberapa pekan setelah ulang tahunnya yang ke-40, Ali menghadapi Berbick yang saat itu berusia 27 tahun dengan rekor bertanding 19 kali kemenangan. Ali, dalam kondisi kesehatan yang buruk, berhasil “selamat” dalam separuh laga tanpa banyak terkena pukulan keras, tetapi dia menderita di tiga ronde terakhir.(Kompas.com)