Menurut Rimpela, Kebijakan Apa yang Dapat Diambil oleh Sekolah untuk Mempromosikan School Well-being yang Efektir di Kalangan Siswa?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Menurut rimpela, kebijakan apa yang dapat diambil oleh sekolah untuk mempromosikan school well-being yang efektif di kalangan siswa? (Dok pemkot surabaya)
Menurut rimpela, kebijakan apa yang dapat diambil oleh sekolah untuk mempromosikan school well-being yang efektif di kalangan siswa? (Dok pemkot surabaya)

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Matti Rimpela adalah seorang doktor kedokteran Finlandia yang juga menjadi pengajar perencanaan dan administrasi layanan kesehatan di Universitas Tampere. Dia dikenal karena perhatiannya terhadap isu-isu terkait kesehatan dan kesejahteran, termasuk di lingkungan sekolah yang kita kenal dalam wujud school well-being.

Menurut rimpela, kebijakan apa yang dapat diambil oleh sekolah untuk mempromosikan school well-being yang efektif di kalangan siswa?

Satu kuncinya menurut Rimpela, yaitu menciptakanlingkungan sekolah yang inklusif dan mendukung berbagai latar belakang siswa. Lalu seperti apa lingkungan sekolah yang inklusif itu dan seperti mewujudkannya?

Menurut Rimpelä, school well-being tidak hanya berkaitan dengan aspek akademik, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan emosional di sekolah. Sekolah perlu memastikan bahwa setiap siswa, terlepas dari latar belakangnya, merasa diterima, dihargai, dan didukung.

Lingkungan yang inklusif mendorong keterlibatan siswa, memperkuat rasa memiliki, dan mengurangi stres serta diskriminasi. Ia juga punya pengaruh yang signifikan terhadap siswa, termasuk dalam meningkatkan partisipasi, prestasi akademik, yang paling penting, kesejahteraan psikologis.

Lingkungan sekolah yang inklusif juga bisa menumbuhkan nilai-nilai karakter siswa seperti saling menyayangi, saling kerja sama, saling menghargai, saling mendukung satu dengan yang lain, percaya diri, dan lain sebagainya.

Lingkungan yang inklusif membantu peningkatan prestasi akademik siswa. Karena bagaimanapun juga, lingkungan yang baik akanmemberikan kesempatan belajar yang sama bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Dengan dukungan yang tepat, semua siswa dapat mencapai potensi akademis mereka secara optimal.

Lingkungan sekolah yang inklusif juga meningkatkan partisipasi siswa. Lingkungan inklusif mendorong semua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar, tanpa merasa terpinggirkan atau diskriminasi. Ini menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan melibatkan semua siswa.

Lingkungan sekolah yang inklusif, yang bisa menerima dan menghargai perbedaan, akan meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri siswa. Siswa merasa aman dan nyaman untuk mengekspresikan diri, yang berkontribusi pada kesejahteraan psikologis mereka.

Lingkungan inklusif juga menjadi wadah yang baik untuk menanamkan nilai-nilai karakter seperti toleransi, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan. Interaksi dengan siswa yang beragam, mengajarkan siswa untuk saling menghargai dan bekerja sama.

Tak hanya itu, ia juga bagus untuk mempersiapkan siswa untuk hidup di masyarakat yang lebih beragam dan inklusif. Siswa belajar untuk menghargai perbedaan, bekerja sama, dan menghargai hak-hak setiap individu.

Dan ujungnya, lingkungan sekolah yang inklusif akan membantu siswa mengembangkan kepekaan sosial yang lebih tinggi terhadap perbedaan dan kebutuhan orang lain. Siswa belajar untuk lebih responsif dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Tapi menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif tentu bukan satu-satunya cara untuk mempromosikan school well-being. Beberapa cara lain di antaranya, sebagaimana dikutip dari Kumparan, adalah...

1. Menghargai Keragaman Siswa

Setiap murid datang dari latar belakang yang berbeda. Ada yang tumbuh dalam budaya tertentu, memiliki keyakinan berbeda, atau kondisi fisik dan mental yang tidak sama. Di sinilah peran sekolah sangat penting. Mulai dari menciptakan suasana yang tidak hanya menerima perbedaan, tapi juga merayakannya. Ketika semua siswa merasa dihargai sebagaimana adanya, mereka akan lebih percaya diri untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar.

2. Membangun Lingkungan yang Nyaman dan Mendukung

Belajar tidak akan maksimal jika suasana sekolah terasa menekan atau membuat siswa takut. Sekolah yang ideal adalah tempat di mana semua anak merasa aman dan diterima. Guru dan staf harus bisa menjadi pendengar yang baik dan bersikap adil tanpa memihak. Dengan begitu, siswa tidak ragu untuk mengekspresikan diri dan lebih bersemangat mengikuti proses pembelajaran.

3. Memberi Ruang yang Sama untuk Berkembang

Kadang, tanpa sadar, ada siswa yang tertinggal bukan karena kurang mampu, tapi karena tidak diberi kesempatan yang sama. Sekolah perlu memastikan bahwa semua murid bisa ikut dalam kegiatan kelas dan organisasi. Murid juga bisa ikut dalam kegiatan di luar pelajaran tanpa dibatasi faktor ekonomi, sosial, atau kondisi pribadi lainnya. Prinsipnya, semua anak berhak maju dengan cara dan jalannya masing-masing.

4. Menyesuaikan Cara Belajar dengan Kebutuhan Anak

Setiap anak punya cara belajar yang berbeda. Ada yang cepat paham lewat praktik, ada yang lebih suka penjelasan lisan, dan ada pula yang perlu waktu lebih untuk mencerna materi. Guru sebaiknya tidak terpaku pada satu metode saja, melainkan mencoba berbagai pendekatan agar semua siswa merasa terbantu. Dengan begitu, tidak ada yang merasa tertinggal atau diabaikan dalam proses belajar.

Begitulah artikel tentangmenurut rimpela, kebijakan apa yang dapat diambil oleh sekolah untuk mempromosikan school well-being yang efektif di kalangan siswa. Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait