---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Dalam dunia pendidikan, kita mengenal istilah Trisentra Pendidikan. Lalu bagaimana memastikan bahwa Trisentra Pendidikan di sekolah bapak/ibu memiliki visi dan misi yang sama?
Pertama-tama, kita akan membahas tentang apa itu Trisentra Pendidikan.
Pengertian Trisentra Pendidikan
Trisentra pendidikan atau tripusat pendidikan adalah sebuah konsep yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara tentang pentingnya menyinergikan tiga lingkungan pendidikan dengan tujuan membentuk karakter anak. Tiga lingkungan itu adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Yang digarisbawahi dalam konsep trisentra pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah. Tapi juga juga melibatkan peran aktif keluarga dan masyarakat. Bagaimana penjelasannya secara lebih lanjut?
1. Keluarga
Keluarga dianggap sebagai pusat pendidikan pertama dan utama, tempat anak-anak belajar tentang nilai-nilai dasar, etika, dan perilaku sosial.
2. Sekolah (alam perguruan)
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang terdidik.
3. Masyarakat (alat pergerakan pemuda)
Masyarakat, termasuk lingkungan pergaulan dan berbagai organisasi, berperan dalam memberikan pengalaman belajar non-formal, menerapkan nilai-nilai yang dipelajari, dan membentuk karakter anak melalui interaksi sosial.
Konsep Trisentra Pendidikan menunjukkan bahwa pendidikan yang efektif memerlukan sinergi dan kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan adanya hubungan yang harmonis dan saling mendukung antar ketiga lingkungan ini, diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai, yaitu membentuk individu yang cerdas, berkarakter, dan memiliki nilai-nilai luhur.
Lalu bagaimana memastikan trisentra pendidikan di sekolah bapak/ibu guru mempunyai visi dan misi yang sama, di antarnya adalah dengan komunikasi yang efektif, partisipasi aktif dari semua pihak, serta integrasi visi dan misi dalam kegiatan sehari-hari. Lalu langkah apa yang harus diambil?
1. Perumusan Visi dan Misi yang Partisipatif
Di antaranya melibatkan seluruh pemangku kepentingan (siswa, guru, orang tua, dan tokoh masyarakat) dalam proses perumusan visi dan misi sekolah; memfasilitas diskusi dan forum terbuka untuk menampung berbagai aspirasi dan gagasan; dan pastikan visi dan misi yang dihasilkan relevan dengan kebutuhan dan potensi lingkungan sekitar.
2. Komunikasi yang Berkelanjutan
Termasuk mensosialisasikan visi dan misi sekolah secara rutin melalui berbagai media (misalnya, pertemuan tatap muka, website sekolah, media sosial, dan buletin); menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan hindari jargon-jargon yang rumit; dan memberikan contoh konkret bagaimana visi dan misi tersebut diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari.
3. Integrasi dalam Kurikulum dan Kegiatan
Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan visi dan misi, sehingga pembelajaran di kelas dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan; merancang kegiatan sekolah yang melibatkan seluruh Trisentra Pendidikan, seperti kegiatan parenting, seminar, dan lokakarya; dan menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan mendukung perkembangan potensi siswa sesuai visi dan misi.
4. Evaluasi dan Refleksi
Melakukan evaluasi berkala terhadap implementasi visi dan misi, serta dampak program-program yang telah dilaksanakan; melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam proses evaluasi; dan menggunakan hasil evaluasi untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan program.
5. Membangun Kepercayaan dan Kolaborasi
Di antaranya meningkatkan komunikasi dan jalin hubungan yang baik antara sekolah, keluarga, dan masyarakat; menciptakan kegiatan yang melibatkan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan; serta memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam mendukung visi dan misi sekolah.
Itulah artikel tentangbagaimana memastikan bahwa Trisentra Pendidikan di sekolah bapak/ibu memiliki visi dan misi yang sama, semoga bermanfaat.