Sebagai Organisasi Pertama di Indonesia, Arti dari Organisasi Budi Utomo ialah...

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Sebagai organisasi pertama di indonesia, arti dari organisasi Budi Utomo ialah kesadaran yang mulia (Kemdikbud)
Sebagai organisasi pertama di indonesia, arti dari organisasi Budi Utomo ialah kesadaran yang mulia (Kemdikbud)

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Berbicara tentang Kebangkitan Nasional Indonesia, rasanya tak mungkin kita melepaskan perang Budi Utomo. Budi Utomo disebut sebagai salah satu pelopor gerakan kebangkitan nasional yang muncul sejak awal abad ke-20.

Sebagai organisasi pertama di indonesia, arti dari organisasi Budi Utomo ialah kesadaran yang mulia. Dalam konteks gerakan kebangkitan nasional barangkali bisa diartikan sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran bangsa terutama dalam bidang pendidikan.

Sejarah Budi Utomo

Lahir pada 20 Mei 1908, Budi Utomo (Boedi Oetomo) adalah sebuah organisasi pergerakan nasional yang didirikan oleh Dr. Soetomo, Cipto Mangoenkoesoemo, Goenawan, dan Tirtokusumo. Mereka semua adalahsiswa diSchool tot Opleiding voor Inlandsche Artsen atau STOVIA.

Ada juga kontribusi Wahidin Sudirohusodo yang perannya tak bisa dipisahkan dalam pendirian Budi Utomo. Dia adalah tokoh yang mendorong Soetomo dan kawan-kawannya untuk mendirikan Budi Utomo -- meskipun dia bukan pencetus awalnya.

Munculnya Budi Utomo tak bisa dilepaskan dari bangkitnya semangat nasionalisme bangsa-bangsa Asia yang diawali dengan kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905. Pada 20 Mei 1908, sebagai sebuah organisasi pelajar yang bertujuan untuk mempromosikan kepentingan kelas bawah, Budi Utomo didirikan.

Awalnya Budi Utomo hanya menjangkau penduduk Jawa dan Madura. Namun, Budi Utomo dengan cepat mendapatkan momentum karena penderitaan rakyat yang tak tertahankan akibat penjajahan Belanda.

Awalnya Budi Oetomo adalah sebuah kelompok mahasiswa dengan aspirasi yang luas untuk pengembangan Hindia Belanda. Ruang lingkup Budi Utomo hanya Pulau Jawa dan Madura. Namun, kemudian, organisasi ini diperluas untuk mencakup semua warga negara Hindia Belanda, tanpa memandang jenis kelamin, ras, atau agama.

Cipto Mangunkusumo adalah seorang tokoh yang aktif secara politik dan radikal selama pertumbuhan Budi Utomo dan hal ini menyebabkan perselisihan mengenai tujuan organisasi. Perselisihan itu terjadi karena di satu sisi Radjiman Wedyodiningrat kurang peduli dengan isu-isu global.

Sementara itu, Tirtokusumo yang merupakan Bupati Karanganyar, lebih peduli dengan reaksi pemerintah kolonial dibandingkan pada masyarakat pribumi. Keputusan yang telah lama diperdebatkan untuk menjauhkan Budi Utomo dari politik dan terbatas pada penduduk Jawa dan Madura akhirnya tercapai. Pendidikan dan kebudayaan dipilih sebagai bidang yang menjadi fokus Budi Utomo.

Ketika itu belajar bahasa Belanda adalah prioritas utama. Akibatnya, Budi Utomo mengubah slogannya dari perjuangan untuk bertahan hidup menjadi seruan untuk persatuan dan kemajuan dalam pendidikan, terutama bagi kelas praja dan penduduk pribumi secara keseluruhan.

Gubernur Jenderal Belanda van Heutz menyambut Budi Utomo sebagai pencapaian Politik Etis, meskipun ada beberapa pihak yang melibat organisasi ini dengan penuh kecurigaan. Budi Utomo dianggap mengadvokasi organisasi pribumi yang moderat dan progresif, serta diawasi oleh para pejabat progresif.

Budi Utomo mencari ideologi politik yang lebih stabil dan audiens lebih besar pada dekade ketiga abad ke-20. Karena kebijakan politik pemerintah kolonial, khususnya tekanan terhadap pergerakan nasional, Budi Utomo akhirnya kehilangan kekuasaan.

Kemudian, faksi moderat dan radikal Budi Utomo terpecah. Hasilnya, Budi Utomo secara resmi dibubarkan pada 1935 karena posisi politiknya yang suram dan kurangnya dukungan rakyat. Organisasi Budi Utomo tidak dapat memenuhai tugas sepenuhnya karena beberapa alasan, termasuk:

1. Adanya kesulitan finansial.

2. Adanya sikap Raden Adipati Tirtokusumo yang lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial daripada rakyat.

3. Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.

4. Keluarnya anggota dari golongan mahasiswa.

5. Bahasa Belanda lebih menjadi prioritas utama dibandingkan dengan bahasa Indonesia.

6. Priyayi yang lebih mementingkan jabatan dibandingkan dengan jiwa nasionalismenya.

Begitulah, sebagai organisasi pertama di indonesia, arti dari organisasi Budi Utomo ialah kesadaran yang mulia. Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait