---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Yogyakarta akan menghadirkan sebuah unique art fair yang membuka babak baru dalam sejarah seni rupa di kota ini untuk pertama kalinya. Tajuknya adalah Chapter Jogja – untuk tahun ini Chapter Jogja X GIK UGM.
Mengutip rilis yang beredar, inisiatif ini adalah sebuah upaya untuk menghidupkan kembali semangat Jogja Art Fair (JAF) yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008 silam oleh komunitas seni Yogyakarta. Saat itu, JAF hadir sebagai upaya menciptakan platform art market berbasis Artist Art Fair khususnya dengan mendistribusikan karya seni rupa.
Pada 2010, JAF bertransformasi menjadi ARTJOG yang menavigasi visi peristiwa ini kepada presentasi konseptual dan artistik, yang kemudian dirayakan sebagai festival seni kontemporer internasional tiap tahunnya. Dan kehadiran Chapter Jogja diharapkan sebagai babak baru yang lahir dari perjalanan Jogja Art Fair dan ARTJOG selama ini.
Pada penyelenggaraan pertamanya, Chapter Jogja akan berkolaborasi dengan GIK UGM. Chapter Jogja hadir tak sekadar sebagai replikasi masa lalu, tapi juga sebagai unique art fair yang akan membuka ruang kolaborasi antar-komunitas seniman, akademisi, dan galeri seni. Inisiatif ini merupakan semangat baru untuk menciptakan ekosistem kesenian yang berkelanjutan serta membangun ruang apresiasi yang lebih luas, terstruktur, dan terhubung.
“Chapter dimaknai sebagai babak, dan dalam konteks ini, Jogja bukan sekadar latar tempat, tapi menjadi narasi itu sendiri—kota dengan jejak kultural panjang yang membentuk ekosistem seni progresif di Indonesia. Melalui Chapter Jogja, kami ingin membuka ruang baru, tidak hanya sebagai art fair yang berfokus pada art market, tapi sebagai ‘hub’ dialog antara seniman, pasar, dan publik. Inilah cara kami merawat kontinuitas sambil merespons kebutuhan masa kini,” ujar Direktur Artistik Chapter Jogja Artfair Ignatia Nilu.
Chapter Jogja mencoba membaca ulang relasi antara seni, ekosistem, dan apresiasi karya seni. Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai kota budaya, tetapi juga sebagai rumah bagi lebih dari ribuan seniman dari berbagai kategori: seniman anak, pelajar, muda, hingga profesional.
Sejak era ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang didirikan pada 1955-an oleh Sukarno, Jogja telah membentuk tonggak penting dalam jejak sejarah seni rupa Indonesia, mencetak kelompok seniman, seniman individu, wacana seni yang transformatif, hingga ensiklopedia estetika seni. Meski begitu, keterhubungan antara karya seniman dengan apresiasi pasar seni masih menjadi tantangan yang perlu dijembatani.
Selama ini, pembicaraan mengenai industri seni di Yogyakarta sering dipandang eksklusif dan tertutup. Kota ini telah lama menjadi etalase yang hidup, tempat para seniman dapat membentuk ruang apresiasinya sendiri. Sehingga muncul pertanyaan apakah kondisi ini cukup mendukung secara struktural bagi keberlangsungan kekaryaan para seniman dan dinamika kultural tersebut?
Sebagian praktik seni memang telah diwadahi oleh institusi seperti galeri, lelang dan didukung oleh institusi yang profan serta dukungan patron pecinta seni, tetapi masih banyak yang belum memiliki akses maupun jejaring promosi yang memadai. Di sinilah peran Chapter Jogja menjadi signifikan—membangun jembatan antara praktik artistik dan dukungan apresiasi yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
“Jogja punya ribuan seniman, dari pelajar hingga maestro, dari komunitas hingga institusi. Tapi satu hal yang masih sering luput adalah jembatan antara karya dan apresiasi yang lebih luas. Chapter Jogja kami hadirkan bukan untuk menggantikan apapun yang telah ada, tapi untuk memperkuat apa yang belum sempat terstruktur. Ia adalah babak awal dari upaya membangun ekosistem seni yang berkelanjutan, sehat, dan terhubung secara lebih luas,” kata Founder & Fair Director Chapter Jogja Heri Pemad.
Chapter Jogja X GIK UGM akan diselenggarakan pada tanggal 20–29 Juni 2025, bersamaan dengan pembukaan ARTJOG di Jogja National Museum. Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian besar Jogja Art Weeks atau yang dikenal sebagai “Lebaran Seni Rupa.”
Yang akan terlibat dalam Chapter Jogja pertama ini adalah Komunitas Seni Sakato (Yogyakarta), Sanggar Dewata Indonesia (Yogyakarta), Ruang MES 56 (Yogyakarta), Nadi Gallery (Jakarta), ArtSociates (Bandung), Nonfrasa Gallery (Ubud, Bali), UOB Painting of The Year Art Gallery; juga Studio Arte, studio konservasi seni yang menjadi ruang edukasi terhadap konservasi karya seni, seperti lukisan, foto dan bahkan karya tiga dimensi serta penanganannya.
Selain program utama berupa Art Fair, Chapter Jogja juga akan mengadakan sesi Community Talks bersama Komunitas Seni Sakato, Sanggar Dewata Indonesia, dan Ruang MES 56, yang akan menggali narasi terkait semangat kolektivitas dan peran komunitas seniman dalam menggerakan dinamika peristiwa seni kontemporer di Indonesia serta wacana yang berkembang.