Misteriusnya Kematian Lambang Babar Purnomo, Saksi Ahli Kasus Pencurian Arca Koleksi Museum Radya Pustaka

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Lambang Babar Purnomo ditemukan meninggal di pinggir jalan saat menjadi saksi ahli pencurian arca koleksi Museum Radya Pustaka Solo pada 2008 lalu (Wikipedia Commons)
Lambang Babar Purnomo ditemukan meninggal di pinggir jalan saat menjadi saksi ahli pencurian arca koleksi Museum Radya Pustaka Solo pada 2008 lalu (Wikipedia Commons)

Kematian arkeologLambang Babar Purnomo pada 2008 benar-benar bikin geger. Bagaimana tidak, ketika ditemukan meninggal dunia, Lambang adalah saksi ahli kasus pencurian arca koleksi Museum Radya Pustaka Solo.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Salah satu hal yang paling memilukan yang pernah dihadapi dunia arkeologi Indonesia adalah kematian Lambang Babar Purnomo yang tiba-tiba pada 2008 lalu. Bagaimana tidak, ketika itu Lambang adalah saksi ahli kasus pencurian enam acar batu milik Museum Radya Pustaka, Surakarta, Jawa Tengah.

Lambang Babar Purnomo adalah arkeolog di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah.

Sehari-hari, Lambang tak hanya mengurusi penemuan benda-benda purbakala. Dia juga menyelidiki sekaligus melaporkan kasus-kasus pencurian benda-benda cagar budaya, kasus pencurian arca milik Museum Radya Mustaka salah satunya.

Lambang ditemukan meninggal dunia di sebuah selokan di pinggir Ring Road Utara, Pandega Padma, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu pagi sekitar pukul 04.30. Saat itu dugaan masih kecelakaan tunggal sebagai penyebab kematiannya.

Ketika itu,Lambang adalah saksi ahli dalam kasus pencurian enam arca batu koleksi Museum Radya Pustaka Solo yang melibatkan tersangka mantan Kepala Museum Radya Pustaka Solo KRH Darmodipuro (Mbah Hadi), Jarwadi, Suparjo (Gatot), dan Heru Suryanto. Kasus pencurian arca ini juga melibatkan pengusaha Hashim Djojohadikusumo yang membeli keenam arca tersebut dari Hugo Kreijger.

Lambang sudah bolak-balik Solo-Jogja sejak November 2007 untuk memberikan keterangan termasuk data-data pendukung penyidikan kasus pencurian arca batu koleksi Museum Radya Pustaka. Hampir tiap pekan Lambang berada Kantor Kepolisian Kota Besar Solo menyuplai data dan informasi.

Sekitar seminggu sebelum kematiannya, Lambang sempat diwawancarai oleh Kompas.com. Ketika ditanya apakah pencurian puluhan arca di Museum Radya Pustaka Solo bisa terungka, Lambang dengan tegas bilang optimis kasus tersebut akan terungkap. Dia yakin, dengan bantuan polisi kasus itu akan terungkap.

Reputasi Lambang di kalangan wartawan Jawa Tengah dan Yogyakarta juga sudah tak disangsikan lagi. Ketika kasus pencurian arca koleksi Museum Radya Pustaka terungkap, hampir tiap pekan wajah dan pernyataan Lambang muncul di media.

Lambang pun tidak pernah menolak diwawancarai wartawan kapan. Bahkan dalam keadaan capek sekalipun, Lambang pasti akan meladeni wartawan memberikan informasi. Lambang juga adalah sosok yang sederhana, yang selalu tampil dengan penampilan yang bersahaja.

Meski demikian, dalam urusan pencurian dan perusakan benda cagar budaya Lambang tidak kompromi. Lambang adalah salah satu dari pegawai BP3 Jateng yang datang ke Poltabes Solo melaporkan kasus pencurian arca batu di Museum Radya Pustaka.

Semua bermula ketika staf Museum Radya Pustaka Solo mengetahui bahwa arca batu era Hindu-Buddha yang ada di museum itu adalah palsu. Lambang Babar Purnomo adalah orang yang pertama melakukan pelacakan.

Hasil dari penyelidikan didapatkan dua orang tersangka pencurian dan pemalsuan arca. Mereka adalah Heru Suryanto dan Kepala Museum Radya Pustaka Mbah Hadi. Keduanya kemudian divonis penjara 18 bulan penjara.

Tapi ternyata kasusnya tak berhenti sampai situ. Heru mengaku, ketika hendak melakukan pencurian, ternyata dia sadar bahwa sudah ada yang memalsukan arca-arca tersebut sebelumnya. Kasus pun semakin melebar dan Lambang Babar Purnomo terlibat untuk mengungkapkannya.

Tapi sayang, di tengah kasus, Lambang ditemukan tewas di pinggir jalan di Sleman, Yogyakarta.

Artikel Terkait