Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Fajar menyingsing di ufuk timur, menyapa kota Yogyakarta yang masih berselimut embun pagi.
Di sebuah sudut kota, di kampung Kauman yang sarat dengan nilai-nilai keagamaan, hiduplah seorang pemuda bernama Muhammad Darwis.
Kelak, ia dikenal sebagai Kiai Haji Ahmad Dahlan, sang pelita yang menerangi jalan bagi umat Islam di Indonesia.
KH Ahmad Dahlan, dengan mata hatinya yang tajam, melihat kondisi umat yang memprihatinkan.
Beliau menyaksikan bagaimana agama yang seharusnya menjadi sumber kekuatan dan kemajuan, justru menjadi belenggu yang menghambat perkembangan.
Kegelisahan Sang Pembaru
KH Ahmad Dahlan gelisah. Beliau prihatin melihat praktik keagamaan yang jauh dari nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunnah.
Taklid buta, khurafat, dan bid'ah merajalela, menggerogoti sendi-sendi keimanan umat.
Beliau merasakan panggilan jiwa untuk membimbing umat kembali kepada ajaran Islam yang murni, menghidupkan kembali semangat rahmatan lil 'alamin yang telah redup.
Motivasi KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah berakar dari keprihatinannya terhadap kondisi sosial keagamaan masyarakat Muslim di Indonesia pada awal abad ke-20.
Beberapa faktor utama yang mendorongnya adalah:
Kemerosotan Pemahaman Agama: KH Ahmad Dahlan melihat banyak umat Islam yang terjebak dalam praktik keagamaan yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah.
Takhayul, bid'ah, dan kultus individu merajalela, mengaburkan esensi ajaran Islam yang sebenarnya. Sumber: Muhammadiyah; Membangun Masyarakat Islam yang Sebenarnya, uad.ac.id
Keterbelakangan dalam Pendidikan: Sistem pendidikan tradisional di pesantren saat itu kurang memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
KH Ahmad Dahlan menyadari pentingnya mengintegrasikan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan umum agar umat Islam mampu bersaing di era modern.
Penjajahan: Indonesia berada di bawah cengkeraman penjajah Belanda.
KH Ahmad Dahlan melihat bahwa keterbelakangan umat Islam menjadi salah satu faktor yang memudahkan penjajah menguasai Indonesia.
Beliau ingin membangun kesadaran dan kemandirian umat melalui pendidikan dan organisasi. Sumber: Sejarah Singkat Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id
Cahaya di Tengah Kegelapan
Pada tanggal 18 November 1912, di tengah keterbatasan dan tantangan, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah.
Nama "Muhammadiyah" sendiri memiliki makna "pengikut Nabi Muhammad SAW".
Dengan nama ini, beliau berharap organisasi yang didirikannya dapat menghidupkan kembali ajaran dan semangat Rasulullah dalam kehidupan umat Islam.
Muhammadiyah lahir sebagai gerakan tajdid, yakni gerakan pembaruan yang bertujuan memurnikan ajaran Islam dan menyesuaikannya dengan tuntutan zaman.
KH Ahmad Dahlan mengajak umat Islam untuk kembali kepada sumber ajaran Islam yang asli, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah, serta meninggalkan segala bentuk penyimpangan dan kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Menerangi Jalan dengan Pendidikan
Salah satu fokus utama Muhammadiyah adalah di bidang pendidikan.
KH Ahmad Dahlan menyadari bahwa pendidikan merupakan kunci utama untuk memajukan umat.
Beliau mendirikan sekolah-sekolah modern yang mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan umum.
KH Ahmad Dahlan ingin mencetak generasi Muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.
Beliau memperkenalkan metode pembelajaran yang modern, menekankan pentingnya berpikir kritis, dan mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan sosial.
Kiprah Nyata di Tengah Masyarakat
Tak hanya berfokus pada pendidikan, Muhammadiyah juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.
KH Ahmad Dahlan mengajarkan umat Islam untuk peduli terhadap sesama, menolong yang lemah, dan berperan aktif dalam memajukan masyarakat.
Muhammadiyah mendirikan panti asuhan, rumah sakit, dan berbagai lembaga sosial lainnya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
KH Ahmad Dahlan mengingatkan umat Islam bahwa agama bukan hanya tentang ritual ibadah, tetapi juga tentang pengabdian kepada sesama dan mewujudkan keadilan sosial.
Warisan Abadi Sang Pencerah
KH Ahmad Dahlan wafat pada tanggal 23 Februari 1923, namun semangat dan pemikirannya terus hidup dan menginspirasi generasi penerus Muhammadiyah.
Organisasi yang didirikannya telah berkembang pesat dan menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Muhammadiyah terus berkiprah dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, hingga dakwah.
Semangat tajdid yang dikobarkan oleh KH Ahmad Dahlan tetap menyala, mengantarkan Muhammadiyah menjadi organisasi yang modern, progresif, dan berkontribusi signifikan bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Teladan yang Abadi
KH Ahmad Dahlan adalah sosok pemimpin yang visioner, berani, dan penuh dedikasi.
Beliau mengajarkan umat Islam untuk selalu berpikir maju, terbuka terhadap perubahan, dan berkontribusi aktif bagi kemajuan bangsa.
Kisah perjuangan KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah adalah sebuah inspirasi bagi kita semua.
Beliau menunjukkan bahwa satu orang dengan tekad yang kuat dan semangat yang tulus dapat membawa perubahan besar bagi umat dan bangsa.
Semoga kita dapat meneladani semangat beliau dalam mengabdi kepada agama, bangsa, dan negara.
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---