Latar Belakang Demak Melakukan Perlawanan terhadap Portugis

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Tujuan pengiriman pasukan Kerajaan Demak ke Malaka di bawah pimpinan Pati Unus.
Ilustrasi - Tujuan pengiriman pasukan Kerajaan Demak ke Malaka di bawah pimpinan Pati Unus.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

--

Intisari-online.com - Di ufuk timur, ketika fajar merona di atas Nusantara, Kerajaan Demak berdiri tegak sebagai mercu suar Islam di tanah Jawa.

Didirikan oleh Raden Patah, keturunan Majapahit yang memeluk Islam, Demak menjelma menjadi pusat penyebaran agama dan kebudayaan yang gemilang. Namun, ketenangan Demak terusik oleh kedatangan bangsa asing dari barat, Portugis, yang berlabuh di Malaka pada tahun 1511.

Portugis, dengan ambisi menguasai perdagangan rempah-rempah, merambah ke timur. Malaka, yang strategis sebagai pusat perdagangan, jatuh ke tangan mereka. Alfonso de Albuquerque, laksamana Portugis yang ambisius, bertekad menguasai seluruh jalur perdagangan di Nusantara.

Kehadiran Portugis di Malaka membawa angin perubahan yang mengguncang sendi-sendi kerajaan di Nusantara, termasuk Demak.

Portugis, dengan kekuatan armada lautnya, memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka memaksakan sistem monopoli, mengendalikan harga, dan meraup keuntungan besar.

Kerajaan-kerajaan di Nusantara, termasuk Demak, terjepit dalam cengkeraman Portugis. Kedaulatan Demak terancam, perekonomiannya terganggu, dan rakyatnya menderita.

Di tengah kegelisahan dan ketidakpuasan, bara api perlawanan mulai menyala di Demak. Pati Unus, putra Adipati Demak yang gagah berani, tampil sebagai pemimpin perlawanan.

Ia melihat dengan jelas ancaman Portugis terhadap kedaulatan Demak dan kesejahteraan rakyatnya. Pati Unus, dengan semangat jihad membara, bertekad mengusir Portugis dari Malaka.

Ekspedisi Jihad ke Malaka

Pada tahun 1513, Pati Unus memimpin ekspedisi jihad ke Malaka. Dengan armada laut yang besar dan pasukan yang gagah berani, ia berlayar menuju Malaka.

Semangat jihad berkobar di dada setiap prajurit Demak. Mereka siap mengorbankan jiwa dan raga demi kedaulatan Demak dan kejayaan Islam.

Di Selat Malaka, pertempuran sengit berkecamuk antara armada Demak dan Portugis. Meriam-meriam berdentum, pedang beradu, dan darah membasahi lautan.

Pati Unus, dengan keberanian luar biasa, memimpin pasukannya dari garis depan. Ia bertempur bagaikan singa yang terluka, mengobarkan semangat juang pasukan Demak.

Namun, Portugis, dengan teknologi persenjataan yang lebih maju, berhasil memukul mundur pasukan Demak. Pati Unus gugur sebagai syuhada di medan pertempuran.

Ekspedisi jihad ke Malaka berakhir dengan kegagalan, namun semangat perlawanan terhadap Portugis tetap abadi. Pati Unus dikenang sebagai pahlawan yang berani melawan penjajah.

Perlawanan Demak terhadap Portugis tidak berhenti setelah kegagalan ekspedisi jihad ke Malaka. Api perlawanan terus berkobar di bawah kepemimpinan para sultan Demak berikutnya.

Demak menjalin aliansi dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara untuk melawan Portugis. Perdagangan dengan pedagang-pedagang non-Portugis, seperti Gujarat dan Cina, ditingkatkan.

Demak mengembangkan pelabuhan-pelabuhan alternatif, seperti Jepara dan Gresik, untuk mengurangi ketergantungan pada Malaka. Upaya-upaya ini berhasil melemahkan monopoli Portugis dan memperkuat posisi Demak dalam perdagangan rempah-rempah.

Warisan Perlawanan Demak

Perlawanan Demak terhadap Portugis adalah tonggak penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.

Semangat perlawanan Demak menginspirasi generasi-generasi berikutnya untuk berjuang demi kemerdekaan dan kedaulatan.

Dari kisah perlawanan Demak, kita belajar tentang pentingnya menjaga kedaulatan, melawan penindasan, dan memperjuangkan keadilan. Kita juga belajar tentang nilai-nilai keberanian, pengorbanan, dan persatuan dalam menghadapi tantangan.

Demak, meskipun tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, tetap bersinar sebagai cahaya di tengah kegelapan penjajahan.

Perlawanannya adalah bukti bahwa bangsa Indonesia tidak pernah menyerah pada penindasan. Semangat Demak terus hidup dalam jiwa setiap bangsa Indonesia yang mencintai kemerdekaan dan keadilan.

Kisah perlawanan Demak terhadap Portugis adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Semangat perlawanan Demak adalah warisan berharga yang harus kita jaga dan lestarikan. Mari kita terus berjuang demi kedaulatan, keadilan, dan kesejahteraan bangsa, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para pahlawan Demak.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

--

Artikel Terkait