Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Mentari pagi merekah di atas tanah Mataram, tahun 1629. Embun masih bergelayut di pucuk-pucuk dedaunan, namun semangat membara telah menyala di dada setiap prajurit. Sultan Agung, sang penguasa Mataram yang agung, telah memutuskan. Batavia, pusat kekuasaan VOC yang angkuh, harus ditaklukkan.Ribuan prajurit Mataram, dengan tombak dan keris terhunus, berkumpul di alun-alun. Mereka adalah prajurit pilihan, gagah berani dan terlatih. Di bawah panji-panji Mataram yang berkibar gagah, mereka siap melangkah menuju medan laga."Wahai prajurit-prajuritku!" suara Sultan Agung menggema, penuh wibawa. "Hari ini, kita berangkat menuju Batavia. Kita akan merebut kembali kejayaan Nusantara, kita akan menunjukkan pada dunia, bahwa Mataram adalah kekuatan yang tak bisa diremehkan!"Pekik takbir menggema, menggetarkan angkasa. Para prajurit, dengan semangat membara, siap melaksanakan titah sang raja. Mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan, demi kejayaan Mataram, demi kehormatan Nusantara.Perjalanan menuju Batavia adalah perjalanan panjang dan penuh rintangan. Pasukan Mataram harus melewati hutan belantara, menyeberangi sungai yang deras, dan mendaki gunung yang terjal. Namun, semangat mereka tak pernah padam. Mereka terus melangkah, dengan keyakinan bahwa kemenangan akan menjadi milik mereka.Di sepanjang perjalanan, pasukan Mataram mendapat dukungan dari rakyat. Mereka disambut dengan hangat, diberi makanan dan minuman. Rakyat Nusantara, yang telah lama menderita di bawah penjajahan VOC, melihat pasukan Mataram sebagai harapan. Mereka berharap, pasukan Mataram akan berhasil mengusir VOC dari bumi Nusantara.Setelah berminggu-minggu melakukan perjalanan, pasukan Mataram akhirnya tiba di Bekasi. Dari sini, mereka akan melanjutkan perjalanan menuju Batavia. Namun, mereka harus berhati-hati. VOC telah mengetahui rencana serangan Mataram, dan mereka telah mempersiapkan pertahanan yang kuat.Sultan Agung, dengan kecerdikannya, telah menyusun strategi yang matang. Ia tahu, Batavia adalah kota yang kuat, dengan benteng-benteng yang kokoh dan pasukan yang terlatih. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk melakukan serangan mendadak, dari arah yang tak terduga.Pasukan Mataram dibagi menjadi beberapa kelompok. Sebagian pasukan akan menyerang Batavia dari arah utara, sebagian lagi dari arah selatan, dan sebagian lagi dari arah timur. Dengan cara ini, VOC akan kesulitan untuk menghadapi serangan Mataram.Selain itu, Sultan Agung juga memerintahkan pasukannya untuk melakukan serangan gerilya. Mereka akan menyerang pos-pos VOC secara diam-diam, dan kemudian menghilang di kegelapan malam. Dengan cara ini, mereka akan melemahkan kekuatan VOC secara perlahan-lahan.Pertempuran Sengit di BataviaPada suatu malam yang gelap, pasukan Mataram melancarkan serangan ke Batavia. Mereka menyerang dari berbagai arah, membuat VOC kewalahan. Pertempuran sengit terjadi di berbagai penjuru kota. Suara tembakan, ledakan, dan teriakan prajurit memenuhi udara.Pasukan Mataram bertempur dengan gagah berani. Mereka tak kenal takut, meskipun harus menghadapi musuh yang lebih kuat dan lebih lengkap persenjataannya. Mereka berjuang demi kejayaan Mataram, demi kehormatan Nusantara.VOC, yang tak menyangka akan diserang secara mendadak, berusaha keras untuk mempertahankan Batavia. Mereka mengerahkan seluruh kekuatannya, namun tetap saja kesulitan untuk menghadapi serangan Mataram yang datang dari berbagai arah.Pertempuran berlangsung selama berhari-hari. Pasukan Mataram berhasil merebut beberapa wilayah di Batavia, namun VOC masih menguasai sebagian besar kota. Sultan Agung, yang melihat bahwa pertempuran akan berlangsung lama, memutuskan untuk mengubah strategi.Sultan Agung memerintahkan pasukannya untuk melakukan perang puputan. Ini adalah perang terakhir, perang habis-habisan. Para prajurit Mataram akan bertempur hingga titik darah penghabisan, mereka tak akan mundur selangkah pun.Perang puputan adalah pertempuran yang sangat dahsyat. Pasukan Mataram bertempur dengan semangat yang luar biasa. Mereka menyerang tanpa henti, tanpa rasa takut. VOC, yang melihat kegigihan pasukan Mataram, mulai merasa gentar.Namun, VOC masih memiliki keunggulan dalam hal persenjataan. Mereka memiliki meriam-meriam besar yang mampu menghancurkan benteng-benteng Mataram. Selain itu, mereka juga memiliki pasukan bantuan dari kota-kota lain di Nusantara.