Mari Berdamai dengan Kelemahan Diri

K. Tatik Wardayati

Penulis

Mari Berdamai dengan Kelemahan Diri
Mari Berdamai dengan Kelemahan Diri

Intisari-Online.com – Seorang anak sedang sakit keras. Ia harus segera disuntik agar obat bisa langsung masuk ke dalam pembuluh darahnya. Namun, begitu melihat jarum suntik, si anak memberontak. Ia meronta-ronta sambil menjerit dan menangis, takut disuntik.

Karena bergerak terus, sulit bagi dokter untuk memasukkan jarum suntik. Baru setelah ia kelelahan dan lemas kehabisan tenaga, dokter bisa menyuntiknya. Obat pun masuk ke dalam tubuhnya. Proses penyembuhan dimulai.

Tanpa sadar, kita sering bersikap seperti anak kecil tadi. Ketika menghadapi kenyataan sulit, kita berontak. Panik. Protes. Marah. Sulit menerima kenyatan itu.

Padahal dari peristiwa tersebut kita bisa belajar satu hal penting, yaitu perlunya berdamai dengan kelemahan. Bukannya berontak, tapi berserah diri. Bergantung pada Tuhan sepenuhnya. Justru pada saat itulah, Tuhan pasti menaungi kita. Kita akan dimampukan hidup bersama dengan kelemahan itu karena kekuatan dari Tuhan.

Sudahkah kita berdamai dengan kelemahan kita sendiri, atau terus memberontak? Terkadang kita dibiarkan memiliki kelemahan supaya kita belajar bergantung pada kuasa Tuhan. (SD)