Intisari-Online.com – Di sebuah toko mebel ada seorang tukang yang terlihat serius menggosok kayu untuk lemari. Ia menggosok terus-menerus.
Ketika amplas yang digunakannya telah habis sisi kasarnya, ia membuang dan menggantikannya dengan yang baru, sehingga kayu terlihat halus dan mengkilat.
Sebenarnya hidup kita ibarat kayu dan amplas, kita bagaikan kayu dan seseorang yang bersikap jahat dan selalu menyakiti diri kita ibarat sebuah amplas. Biarlah dia selalu menggesek, dan menyakiti kita. Sakit memang dan membuat kita terluka, tapi mari kita lihat sebuah kayu akan mengkilat ketika semakin digosok dengan amplas, bukan?
Seperti itulah diri kita sebenarnya, hati kita akan berkilau karena kesabaran atas rasa sakit yang kita tanggung. Jika tiba saatnya nanti, kita akan menjadi berkilau dan seseorang yang menyakiti kita akan menjadi terbuang dan tak berguna seperti sebuah amplas yang kehilangan fungsinya untuk menghaluskan.
Mari kita belajar menjalani hidup ini seperti kayu dan amplas, karena semuanya itu merupakan sebuah proses untuk kita mendewasakan diri.
Usia seseorang belum tentu menjadi tolak ukur kedewasaan seseorang. (BMSPS)