Intisari-Online.com – Seorang pria tua yang buta huruf dari sebuah desa terpencil datang ke sebuah kompleks perbelanjaan yang sibuk di sebuah kota besar. Ia menyertai saudaranya yang membeli baju untuk hari pernikahannya.
Pria tua itu didampingi oleh istrinya yang sama-sama tua dan berasal dari desa. Di sana mereka melihat lift untuk pertama kalinya dalam hidup mereka. Pria itu menyaksikan lift itu dengan minat.
Ia melihat sekelompok orang yang relatif berusia, masuk dan menutup pintu lift. Setelah beberapa menit, pintu dibuka kembali, dan orang dengan jumlah yang sama tetapi lebih muda keluar. Setelah beberapa lama mengamati, pria tua itu menyimpulkan bahwa lift adalah sebuah mesin ajaib yang mengubah orang tua menjadi lebih muda dan lebih cerdas.
Ia menjadi bersemangat. Prioritasnya kini adalah mengembalikan keremajaan istrinya yang sudah tua. Ia ingin istrinya menjadi lebih muda dan menawan. Ia memaksa istrinya untuk masuk lift. Wanita tua itu pun memasuki lift dengan enggan bersama orang banyak dan pintu ditutup.
Setelah beberapa saat cemas, pria tua itu melihat pintu lift terbuka. Bergegas ke pintu dan liar mencari di antara mereka yang keluar dari lift, ia menemukan seorang wanita muda yang menarik, dan mirip dengan sosok istrinya dulu. Dengan gembira, ia memeluk dan berusaha menyeretnya menjauh dari yang lain sambil menangis. Tentu saja, wanita itu terkejut dan mendorong pria tua itu dengan sekuat tenaga. Terjatuh di lantai dengan kaki patah dan patah hati, pria tua itu menangis dan memohon, “Jangan tinggalkan aku, sayang!”
Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan gambaranNya. Ketika Tuhan ingin kita menjadi ciptaan baru, bukan berarti bahwa penampilan kita harus berubah. Tranformasi jiwa sejati melibatkan perubahan dari keadaan yang berdosa menjadi diberkati. Maka, yang terpenting bukanlah penampilan luar yang berubah, tetapi kebersihan hati dan jiwa.