Intisari-Online.com - Bagaimanapun kondisinya, anak harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan baik. Tidak terkecuali bagi buah hati yang terlahir dengan menyandang down syndrome.
"Banyak orangtua berkecil hati karena anaknya menyandang tunagrahita," tutur Maria pada kegiatan shopping experience di Uniqlo, Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Maria adalah orang tua Stephanie Handojo (24), seorang penyandang down syndrome. Dia mengatakan, peran orangtua sangat penting dalam perkembangan anak berkebutuhan khusus. Ia menerapkan hal itu untuk mendampingi Stephanie.
Anak-anak yang menyandang down syndrome, lanjut Maria, memang membutuhkan perlakuan khusus di setiap tumbuh kembangnya. Ia mengakui banyak orangtua takut secara emosional menghadapi hal itu. Padahal, keuletan dan kesabaran membimbing dan menekuni bakatnya akan membuahkan hasil nantinya.
"Kuncinya adalah peran orangtua aktif untuk mengarahkan, membantu, dan membekali diri anak berkebutuhan khusus secara optimal," kata Maria.
Dia mengatakan tidak pernah membedakan Stephanie dengan adik-adiknya, mulai memberikan perhatian, pendidikan hingga bersosialisasi. Menurut dia, hal itu bisa membuat Stephanie lebih percaya diri dan mandiri.
Prestasi
Hasil tak akan pernah mengkhianati proses. Meski memiliki kekurangan dengan keterbelakangan mental dan fisik, anak-anak dengan down syndrome sekalipun terbukti bisa berprestasi.
Hal itu tergambar dalam perjuangan Stephanie. Down syndrome tidak menghalanginya menggapai mimpi dan berprestasi.
Terbukti, pada 2009 silam Stephanie mampu memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai pemain piano yang mampu membawakan 22 lagu sekaligus. Selain itu, pada 2011 dia juga meraih medali emas di Special Olympics World Summer Games di Athena, Yunani, dalam cabang renang.
Prestasi lain Stephanie adalah mewakili Indonesia sebagai pemegang obor Olimpiade Inggris pada 2012. Dia menyisihkan 12 juta anak di dunia dan masuk menjadi 20 anak yang tampil pada perhelatan tersebut.
"Saya yakin ia bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anak lainnya," ucap Stephanie.
Kini, Stephanie didapuk sebagai International Global Messenger dari Special Olympics, Amerika Serikat, untuk periode 2014–2019. Dia bertugas mendorong dan menyemangati para penyandang disabilitas lainnya.
Tak hanya itu. Stephanie juga pun sering diundang banyak perguruan tinggi untuk menunjukkan kemampuannya berpidato mewakili para anak berkebutuhan khusus.
"Walau mempunyai keterbatasan, dia mempunyai semangat tinggi," kata Maria.
Sebagai ibu, Maria berharap orangtua dengan anak berkebutuhan khusus jangan berkecil hati.
"Harus terus diperhatikan dan didampingi supaya mereka mandiri," ujarnya.
(Reza Pahlevi/kompas.com)